Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan tidak pernah menginstruksikan warga untuk meninggalkan Mamuju pascagempa bumi Magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah tersebut pada Jumat (15/1).
"BMKG hanya mengeluarkan imbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri, bukan eksodus meninggalkan Mamuju," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Mamuju.
Imbauan tersebut disampaikan saat rakor Gempa Mamuju-Majene Sabtu (16/1) malam sehingga tidak benar jika beredar teks percakapan WhatsApp yang berisi informasi seolah BMKG menginstruksikan meninggalkan Mamuju sesegera mungkin.
"Informasi ini tidak benar dan dapat dikategorikan sebagai berita bohong (hoax)," tegas Dwikorita.
Namun ia mengingatkan bahwa gempa susulan masih dapat terjadi seperti lazimnya pasca terjadinya gempa kuat, untuk itu masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan gempa susulan dengan kekuatan yang signifikan.
Masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, diimbau untuk tidak menempati lagi karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat bahkan dapat roboh.
Selain itu, warga yang tinggal di pesisir pantai juga diimbau untuk segera melakukan evakuasi mandiri menjauhi pantai jika terjadi gempa kuat di pantai, mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969.
"Segera melakukan evakausi mandiri dengan cara menjauh dari pantai, dengan cara menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami. Hal ini akan efektif menyelamatkan masyarakat pesisir jika sumber gempa kuat yang terjadi berada dekat pantai, karena waktu emas penyelamatan tsunami sangat singkat," tambah dia.
Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam, perlu waspada karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).
Kondisi tersebut juga sangat berisiko terlebih lagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil setelah diguncang dua kali gempa kuat.
Untuk itu masyarakat diminta agar tidak percaya dengan berita bohong (hoax), tetapi terus memantau dan mengikuti informasi resmi yang bersumber dari lembaga resmi seperti BMKG dan arahan dari BNBP/BPBD.
Bagian Hubungan Masyarakat
Biro Hukum dan Organisasi
Instagram : @infoBMKG
Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG
Facebook : InfoBMKG
Youtube : infoBMKG