Jakarta, 28 Maret 2019/ Bencana hidrometeorologi tak hanya menimbulkan korban jiwa tapi juga berdampak pada lingkungan dan aspek sosio-ekonomi. Cuaca dan iklim ekstrem tak bisa dipisahkan dari potensi bencana ini. Risiko timbulnya bencana hidrometeorologi pun semakin meningkat akibat variabilitas iklim dan perubahan iklim sehingga upaya untuk meningkatkan resiliensi masyarakat juga perlu ditingkatkan. Untuk itu, dalam rangka mendukung upaya ini, WMO melalui Resolusi No 9 tahun 2015 telah menetapkan perlunya karakterisasi dan penyusunan katalog kejadian ekstrem secara sistematis untuk cuaca dan iklim berikut kejadian bencana hidrometeorologi yang diakibatkannya.
BMKG menjadi tuan rumah dan memimpin penyelenggaraan kick-off meeting untuk program tersebut di wilayah South-West Pacific (RA-V). Pertemuan berlangsung selama dua hari mulai tanggal 28 Maret hingga 29 Maret 2019 dan dihadiri oleh perwakilan dari Sekretariat WMO, Bureau of Meteorology Australia, PAGASA Filipina, Pusat Litbang BMKG, Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Pusat Meteorologi Publik BMKG, Pusat Database BMKG, Biro Hukum dan Kerjasama BMKG, dan Geo Enviro Omega. Mr. James Douris, Project Officer WMO Disaster Risk Reduction (DRR) Programme, dalam sambutannya menekankan perlunya pengkatalogan sistematis yang mengaitkan kejadian cuaca, dan iklim dengan kerugian dan kerusakan akibat kejadian tersebut. Pertemuan kemudian dibuka oleh Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D selaku Permanent Representative untuk WMO. Dalam sambutannya Kepala BMKG menyampaikan beberapa kasus bencana di Indonesia baru-baru ini dan menekankan pentingnya inisiatif pengkatalogan ini dalam skala nasional, terutama untuk melakukan loss-damage assessment sehingga lebih bisa meyakinkan stakeholder yang terkait untuk melakukan mitigasi resiko bencana.
Diskusi dalam pertemuan tersebut dipimpin oleh Dr. Ardhasena Sopaheluwakan selaku focal point untuk InterProgramme Task Team on Cataloguing Extreme Weather Water and Climate Events WMO (IPTT-CWWCE) dan membahas rencana pelaksanaan tahap uji coba program WMO Approach for Cataloguing of Hazardous Weather, Climate, Water and Space Weather Events di lingkungan wilayan RA-V, termasuk aspek operasional, draft panduan, dan penunjukan focal point. Selain itu, disampaikan pula pengalaman dalam pengkatalogan kejadian ekstrem di Indonesia (BMKG dan JakSAFE-Geo Enviro Omega), Filipina, dan Australia serta pengalaman Eropa (wilayah RA-VI) selama fase uji coba pelaksanaan program yang sama melalui telekonferensi oleh perwakilan dari Deutscher Wetterdienst (DWD-Jerman). Hal-hal teknis persiapan pengkatalogan yang didiskusikan antara lain manajemen data, prosedur pengkatalogan data, peran institusi-institusi yang akan terlibat, diseminasi informasi, dan komunikasi dengan stakeholder terkait kerugian akibat bencana hidrometeorologi.