Jakarta, Senin (26-11-2018) / Dengan meningkatnya aktivitas operasi penerbangan, diperlukan suatu sistim untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi dalam operasi penerbangan di Indonesia. Dalam Dokumen ICAO nomor 9971 tentang Air Traffic Flow Management (ATFM) dijelaskan kolaborasi antar stakeholder dalam merencanakan dan mengelola sistem operasi penerbangan, dimana BMKG merupakan salah satu stakeholder dari operasi ATFM/CDM yang akan diimplementasikan di wilayah Indonesia.
Sebagai stakeholder, perlu diwujudkan komitmen BMKG terkait peran informasi meteorologi dalam operasi ATFM yang terkoordinasi dengan stakeholder yang lain untuk menunjang keselamatan dalam operasi penerbangan.
Oleh karena itu, Pusat Meteorologi Penerbangan, Kedeputian Meteorologi mengadakan "Focus Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema 'Dukungan Informasi Meteorologi Penerbangan dalam Implementasi ATFM/CDM di Indonesia'. FGD ini dilaksanakan dari tanggal 26 - 28 November 2018. Penyelenggaraan FGD ini, diharapkan dapat mempersiapkan sumber daya meteorologi dalam rangka mendukung pengimplementasian ATFM.
"BMKG bukan hanya dituntut untuk memberikan informasi cuaca penerbangan yang akurat, namun juga untuk bekerjasama dengan Air Navigation Service Provider (ANSP) lainnya supaya informasi cuaca yang diberikan oleh BMKG bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Selain itu BMKG juga harus memiliki SOP yang bisa disepakati bersama agar kerjasama BMKG dan ANSP dapat meningkatkan kelancaran dalam ATFM" pesan Deputi Bidang Meteorologi, Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc, saat membuka FGD yang dilaksanakan di Hotel Swiss-bel tersebut.
Agar kerjasama antar ANSP ini dapat terjalin dengan baik, maka dalam FGD ini juga turut diundang pembicara yang kompeten di bidangnya seperti dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav) serta dari BMKG Pusat. Adapun peserta workshop kali ini terdiri dari 21 Forecaster (AMF) dari 21 stasiun meteorologi penerbangan dan peserta dari BMKG Pusat.