Banda Aceh, 13 November 2024. Jejak gempabumi dan tsunami 26 Desember 2004 masih sangat terasa di Desa Lamkruet dan Desa Mon Ikeun, Kecamatan Lho'nga, Aceh Besar. Ingatan masyarakat akan dahsyatnya bencana alam tersebut masih meninggalkan luka hingga hari ini.
Namun, setelah 20 tahun tragedi itu, kini masyarakat telah bangkit menyongsong masa depan dengan penuh optimis. Caranya dengan menjadikan masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana alam agar jika suatu waktu kejadian serupa datang tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban.
Deputi Bidang Geofisika Nelly Florida Riama menjelaskan Desa Lamkruet dan Desan Mon Ikeun kini telah resmi menjadi desa tsunami ready community. Hal ini menandakan bahwa seluruh masyarakat desa kini telah memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
"Sebuah pencapaian yang mencerminkan ketangguhan, kerja keras, dan kesiapan masyarakat untuk melindungi kehidupan dalam menghadapi risiko tsunami," kata Nelly dalam opening remarks field trip 2nd UNESCO-IOC Global Tsunami Symphosium di Kantor Kecamatan Lho'nga, Rabu (13/11).
Dalam kesempatan yang sama, Nelly turut memberikan penghargaan kepada para pemangku kepentingan di desa yang telah berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian ini. Dedikasi yang telah diberikan selama ini merupakan bukti nyata dari sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, relawan, dan masyarakat.
Harapanya, pencapaian ini juga bisa dilakukan oleh desa-desa lainnya yang memiliki risiko tinggi mengalami bencana. Kemauan untuk kesiapsiagaan harus terus ditanamkan untuk seluruh masyarakat agar di masa depan tidak ada lagi korban jiwa akibat bencana alam.
"Namun, bagi masyarakat Desa Mon Ikeun dan Lamkruet, pekerjaan belum selesai sampai di sini. Mempertahankan tingkat kesiapsiagaan ini akan menjadi tantangan berkelanjutan yang membutuhkan komitmen dan kewaspadaan yang tinggi agar masyarakat tetap aman dan tangguh di tahun-tahun mendatang," ujarnya.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan kesiapan ini, sangat penting untuk mempertahankan kolaborasi yang kuat di antara semua pemangku kepentingan. Dengan tanggung jawab bersama dan dukungan yang berkelanjutan, dapat dipastikan bahwa komunitas seperti ini tetap menjadi model ketangguhan dan kesiapan, yang menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya.
"Sekali lagi, terima kasih atas dedikasi Anda, dan saya berharap dapat melihat komunitas ini dan banyak komunitas lainnya terus berkembang dengan pengetahuan dan kesiapan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di masa depan," pungkasnya.
Pada kesempatan field trip kali ini, BMKG turut melakukan tsunami drill bersama masyarakat desa. Pun, BMKG turut mengajak seluruh partisipan untuk mengunjungi Masjid Rahmatullah Lampuuk--yang menjadi satu di antara beberapa masjid yang masih kokoh berdiri meskipun dihantam gekombang tsunami setinggi 30 meter.
Terakhir, partisipan juga berkesempatan untuk mengunjungi museum tsunami untuk melihat jejak-jejak tragedi yang pernah terjadi di Bumi Serambi Mekkah. Kini meskipun duka itu masih terasa namun tidak lupa bahwa bangkit untuk menjadi lebih siap adalah sebuah keharusan. Tak lupa dari Aceh mengucapkan terima kasih kepada dunia atas perhatian yang telah diberikan pada saat bencana hingga saat ini.