Beradaptasi Hidup di Negeri Laboratorium Bencana

  • Dwi Herlambang Ade Putra
  • 17 Okt 2024
Beradaptasi Hidup di Negeri Laboratorium Bencana

Jakarta, 17 Oktober 2024. Berada di negeri bencana sudah sepatutnya setiap insan untuk terus waspada. Bukan untuk ditakuti namun untuk jadikan pembelajaran bagaimana seyogianya bersikap andai saja bencana datang dengan tiba-tiba.

Ketua Tim Hubungan Pers dan Media Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwi Rini Endra Sari menjelaskan alasan kenapa Indonesia menjadi negeri dengan risiko bencana tinggi karena diapit dua samudera (Hindia dan Pasifik) serta dua benua (Asia dan Australia).

"Ini adalah keunikan Indonesia dan kita harus melakukan adaptasi dalam menghadapi bencana. Indonesia pun dilalui oleh cincin api atau ring of fire dan di atas tiga patahan bergerak dengan kecepatan berbeda," kata Ririn--sapaan Dwi Rini dalam Battle of Prabu Jakarta di Auditorium Gedung BMKG, Jakarta (17/10).

Adapun bencana yang cukup sering terjadi di Indonesia ialah gempa bumi--di mana bumi berguncang yang disebabkan adanya tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas gunung api, atau runtuhan batuan. Dalam beberapa momentum, gempa bumi bahkan menyebabkan tsunami.

Beberapa kasus gempa bumi yang diikuti oleh bencana tsunami antara lain Tsunami Aceh 2004, Tsunami Mentawai 2010, Tsunami Pangandaran 2006, dan Tsunami Palu 2018. Sementara itu, selama periode Januari-September 2024, telah terjadi 84 aktivitas gempabumi tektonik dengan magnitudo di atas 5.

Di hadapan 400 siswa sekolah menengah atas se-Jakarta, Ririn menjelaskan beberapa langkah yang dapat dilakukan ketika menghadapi gempa bumi dan tsunami. Pertama adalah lindungi badan dan kepala dari reruntuhan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan, mencari tempat aman, hindari bangunan tinggi, dan perhatikan tempat berpijak untuk menghindari apabila ada retakan.

"BMKG saat ini sudah bisa memberikan peringatan dini 3 menit setelah gempa bumi terjadi. Nah golden time kita adalah 27 menit sebelum tsunami datang dan waktu ini yang harus dimanfaatkan," ujarnya.

Selain gempa bumi, bencana alam di Indonesia juga disebabkan oleh laju perubahan iklim yang kian cepat dan menyebabkan bencana hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi merupakan bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), dan lautan (oseanografi).

"Bencana hidrometeorologi dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera, atau dampak kesehatan, kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian, layanan, gangguan sosial dan ekonomi, serta kerusakan lingkungan," ujarnya.

Beberapa contoh bencana hidrometeorologi antara lain curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, dan kualitas udara buruk.

Meski demikian, Ririn mengajak generasi muda untuk tidak takut tinggal di negeri bencana. Sebagaimana mestinya, sudah saatnya beradaptasi dengan kondisi sekitar. Pun, saling menjaga keseimbangan ekosistem dan kehidupan juga diperlukan agar kelak dampak risiko bencana dapat diminimalisir.

Turut hadir dalam agenda ini, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Joko Agus Setyono, Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin, Inspektur BMKG Nasrul Wathon, dan Plt. Kepala Biro Umum dan SDM BMKG Petrus Demon Sili.

Gempabumi Terkini

  • 17 Oktober 2024, 08:13:13 WIB
  • 3.7
  • 10 km
  • 5.90 LS - 105.77 BT
  • Pusat gempa berada di laut 26 km BaratLaut Anyer
  • Dirasakan (Skala MMI): III Bakauheni, II Cilegon
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 26 km BaratLaut Anyer
  • Dirasakan (Skala MMI): III Bakauheni, II Cilegon
  • Selengkapnya →

Siaran Pers