Climate Outlook 2024

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 21 Jan 2024

  • Climate Outlook 2024 atau Pandangan Iklim Tahun 2024 secara umum berisi tentang prediksi kondisi iklim tahun 2024 yang merujuk kepada analisis iklim dan kondisi dinamika atmosfer global hingga akhir Desember 2023. Informasi ini terdiri dari prediksi El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) dan prediksi curah hujan 2024 serta perbandingannya terhadap normal juga terhadap curah hujan tahun 2023.
  • Outlook Dinamika Atmosfer : Sepanjang tahun 2024, indeks ENSO diprakirakan akan berada pada kisaran anomali +0,94 sampai +0,06, kisaran nilai tersebut berada pada fase El Nino Lemah hingga Netral. Dimulai pada Januari-Februari-Maret 2024, ENSO berada pada fase El Nino Lemah dengan indeks ENSO diprakirakan bernilai +0,94. Indeks tersebut kemudian melemah hingga 0,46 (Netral) pada MAM (Maret-April-Mei) dan bertahan pada fase Netral hingga akhir tahun 2024. Sementara itu,
    pandangan Indian Ocean Dipole (IOD) tahun 2024 akan berada pada fase Netral pada Januari hingga Desember 2024 dengan indeks berkisar -0,21 hingga 0,29.
  • Prediksi Hujan Tahunan dan Bulanan 2024 : Curah hujan tahunan 2024 diprediksi akan berkisar lebih dari 2500 mm/tahun, kondisi ini umumnya sama dengan normalnya. Curah hujan 2500 mm/tahun berpotensi terjadi di Sumatera utamanya sekitar pegunungan Bukit Barisan, Kepulauan Bangka Belitung, sebagian Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Papua. Daerah yang diprediksi akan mengalami hujan tahunan di atas normal hanya di sebagian kecil Aceh, Sumatera Barat bagian selatan, sebagian kecil Riau, sebagian kecil Kalimantan Selatan, sebagian kecil Gorontalo, sebagian kecil Sulawesi
    Tengah, Sulawesi Barat bagian utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian kecil Papua Barat dan Papua bagian utara. Daerah yang diprediksi akan mengalami hujan tahunan di bawah normal diprediksi terjadi di sebagian Banten, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian kecil Jawa Tengah, sebagian Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Timur, dan sebagian kecil Nusa Tenggara Timur. Untuk sebaran hujan bulanan sifatnya bervariasi mulai dari atas normal, hingga bawah normal.
  • Potensi Dampak pada Kekeringan, Karhutla dan Gelombang Panas:Beberapa daerah diprediksikan akan mengalami hujan tahunan di bawah normal yaitu sebagian kecil Banten, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur, dan sebagian kecil Papua Barat. Meskipun hanya sebagian kecil wilayah Indonesia yang mengalami hujan tahunan di bawah normal, namun tetap harus diwaspadai wilayah yang akan mengalami kondisi hari tanpa hujan yang berkepanjangan terutama di Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Di samping kekeringan yang dapat terjadi pada wilayah tersebut, perlu juga diwaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terutama di Sumatera dan Kalimantan yang berpotensi lebih besar dibandingkan dengan periode 2020 - 2022 yang kemaraunya bersifat atas normal (lebih basah). Sementara itu, suhu permukaan pada tahun 2024 diprediksi lebih hangat dibanding normalnya, namun cukup kecil kemungkinan terjadi fenomena Gelombang Panas (heatwave) di wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan wilayah kita dikelilingi oleh lautan dan memiliki kelembapan udara tinggi sehingga sulit terjadi heatwave di wilayah kepulauan Indonesia.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.