Kegiatan safari kalibrasi seismic yang dilakukan secara estafet dibagi dalam 7 tim yang terdiri 4 orang untuk masing-masing team, Tim 1 menyelesaikan kalibrasi di Bandar Lampung (BLSI), Kota Agung (KASI) Liwa (LWSI), Kotabumi (KLSI) dan Stasiun Geofisika Kotabumi pada tanggal 5-10/04/2016 dan telah melakukan serah terima kepada Tim 2 pada tanggal 11/04/2016. Untuk selanjutnya Tim 2 melakukan kalibrasi di lokasi Muara Dua (MDSI), Manna (MNAI), Lahat (LHSI) dan pada tanggal 15/04/2016 dilakukan serah terima dengan Tim 3, kemudian Tim 3 akan melakukan kalibrasi di lokasi Bengkulu (UBSI-Pengecekan), Kepahyang (KSI), dan Stasiun Geofisika Kepahyang. Selain dari personil Bidang Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi Peralatan Geofisika, personil dari Stasiun Geofisika Kotabumi dan Stasiun Geofisika Kepahyang ikut serta mendampingi Tim Safari Kalibrasi. Team safari kalibrasi tahap I ini menggunakan jalur darat untuk dapat menjangkau stasiun-stasiun seismic InaTEWS di wilayah Sumatera. Total Stasiun seismik yang di kalibrasi sebanyak 20 site yang tersebar di beberapa propinsi di Sumatera, Lampung, Bengkulu, Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Tujuan Seismometer yang di kalibrasi adalah untuk mengetahui nilai sensitivitasnya, sehingga dengan diketahuinya nilai sensitivitas baru diharapkan proses analisa seismik lebih akurat. Kalibrasi seismometer dilakukan dengan metode absolute dan relative. Metode kalibrasi absolute adalah metode komparasi yang digunakan pada seismometer di Site Bandar Lampung , Kota Agung , Liwa , Lahat dan Bengkulu. Pada site KLI (Kotabumi) seismometer trillium-120P dikalibrasi dengan metode relative, yakni dengan men-generate sinyal sinewave dari function generator yang terdapat pada digitizer Taurus, tentu saja function generator ini telah terkalibrasi sebelumnya sehingga diketahui nilai koreksi dan ketidakpastiannya. Kalibrasi relative atau sering disebut juga dengan Kalibrasi sine, dapat dilakukan pada seismometer yang memiliki calibration coil di dalamnya , yang secara langsung menginduksi main coil. Metode yang sama juga dilakukan untuk stasiun MNAI (Manna) yang menggunakan Seismometer STS2 dan KSI (Kepahyang) yang menggunakan Seismometer Trillium-120P.