Gedung Baru STMKG, Langkah BMKG Menjadi Pusat Pendidikan Global

  • Kholis Nur Cahyo
  • 26 Mar 2024
Gedung Baru STMKG, Langkah BMKG Menjadi Pusat Pendidikan Global

Tangerang, 25 Maret 2024 - Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati meresmikan Gedung Pendidikan dan Laboratorium MKGI (Center of Excellence) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG). Hal ini bertujuan untuk memperkuat infrastruktur pendidikan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika, Senin (25/03).

"Kalau ada Gedung yang memadai kan lebih nyaman belajarnya," ungkap Dwikorita.

Sarana dan prasarana merupakan hal vital bagi kegiatan akademik. Dengan sarana dan prasarana yang mumpuni dan berkelas dunia, BMKG meyakini bahwa STMKG akan menjadi wadah bagi taruna/taruni dalam menempa diri yang pada akhirnya akan memberikan sumbangsihnya bagi Indonesia bahkan dunia.

Di sisi lain, gedung baru STMKG merupakan center of excellence atau pusat unggulan dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

"Diharapkan di sini menjadi center untuk mempelajari itu, kalau kantor BMKG untuk operasional, tapi untuk pembelajaran memang sekarang sudah berjalan di sini," jelasnya.

Plt. Ketua STMKG, Suko Prayitno Adi menambahkan bahwa STMKG juga telah merencanakan kerjasama dengan negara-negara lain seperti Cina dan Inggris dalam upaya membangun kerjasama internasional.

"Insya Allah sudah merintis kerjasama, kami sudah kerja sama dengan Cina dan Inggris, bahkan para dosen pun sudah mulai kita kirim ke luar negeri dalam rangka meningkatkan kompetensinya," tegasnya.

Upaya STMKG dalam menjalin kerjasama internasional diharapkan tidak hanya memperluas jaringan, tetapi juga menjadi wadah pertukaran pengetahuan dan teknologi yang saling menguntungkan. Dengan demikian, STMKG semakin mendekatkan diri untuk menjadi pusat pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang diakui secara global.

Secara seremonial, acara peresmian dilaksanakan di lantai tiga gedung baru STMKG yang berlokasi di Jalan Meteorologi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten. Diresmikannya gedung baru tersebut ditandai dengan rangkaian acara simbolis dengan menekan tombol peresmian gedung dan pemotongan pita yang dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti. Acara kemudian dilanjutkan dengan berkeliling gedung baru dan ditutup dengan buka bersama. (**DW-KN-Z)

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024