BMKG Gelar Halal Bi Halal Idul Fitri Secara Virtual

  • Ibrahim
  • 28 Mei 2020
BMKG Gelar Halal Bi Halal Idul Fitri Secara Virtual

Jakarta - Ditengah pandemi Covid-19 ini tidak menjadi halangan bagi keluarga besar BMKG di seluruh Indonesia untuk bersilaturahmi secara virtual melalui video conference pada Kamis, (28/5). Video Conference ini di hadiri oleh Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc Ph.D, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA. Pejabat Eselon I-IV, Kepala Balai Besar MKG I-V, dan Kepala UPT BMKG di seluruh Indonesia.

Kegiatan halal bi halal ini di buka dengan lantunan ayat suci Al-Quran dari Sdr. Taufik Hidayat. Kemudian Kepala BMKG Dwikorita Karnawati membuka secara langsung kegiatan Silaturahmi yang diikuti sekitar 200 pejabat maupun staff / unit kerja BMKG di seluruh Indonesia melalui video conference maupun siaran langsung di kanal resmi BMKG di Youtube.

Dalam kesempatan ini Dwikorita juga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441H kepada segenap keluarga besar BMKG. "Walaupun halal bi halal kali ini diadakan secara virtual akibat kondisi pandemi Covid 19, tidak mengurangi makna pertemuan hari ini dan pesan serta kesan dalam silaturahmi ini tetap sampai kehati dan pikiran bapak-ibu sekalian walaupun fisik tidak dapat bertemu," tutur beliau.

Dwikorita juga mengapresiasi kepada staf BMKG yang dalam kondisi ini tetap bertugas secara 24 jam menjalankan operasioanl, pemeliharaan peratalatan di seluruh Indonesia, menimbus kondisi psbb untuk menjaga instrument tetap berjalan semestimanya untuk memberikan informasi menenai prakiriaan cuaca, peringatan dini informasi gempa bumi dan tsunami.

"Melalui momentum halal bihalal dan silaturahmi ini, marilah kita tingkatkan kerjasamanya, semangat kerjanya, semangat belajarnya, semangat untuk membangun bangsa dan negara kita, serta semangat membenahi kinerja, agar kita bisa melangkah lebih pasti, dan bekerja secara lebih sinergis dan terintegrasi lagi, pungkas Dwikorita mengakhiri sambutannya.

Kemudian Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA memberikan tausiahnya secara langsung. Beliau menyampaikan bahwa kita sudah berhasil melewati ujian berlapis dalam bulan Ramadhan tahun ini dalam kondisi wabah covid yang melanda di Indonesia.

Beliau juga mengajak kepada segenap keluarga besar BMKG untuk berserah diri kepada Allah SWT, Tuhan maha kuasa yang kita sembah dengan meningkatkan ibadah. Serta dengan adanya wabah ini membuat kita lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT dan tetap memanjatkan diri berdoa agar wabah Ini dapat cepat berakhir.

Menutup tausiahnya, beliau mengajak segenap keluarga besar BMKG untuk berdoa memohon kepada Allah SWT untuk melindungi kita semua dari segala musibah.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024