PDI Perjuangan Jalin Kerjasama dengan BMKG

  • Petugas Web
  • 26 Agu 2016
PDI Perjuangan Jalin Kerjasama dengan BMKG

JAKARTA - Rabu (24/8/2016), Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan dan BMKG menjalin kerjasama tentang dukungan informasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika untuk operasional penanggulangan bencana dengan menandatangani memorandum saling pengertian dan perjanjian kerjasama, yang juga dilakukan oleh BASARNAS di Kantor Pusat BASARNAS Kemayoran.

Penandatangan MOU dilakukan oleh Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya, M. Eng dengan Presiden ke-5 / Ketua Umum PDI Perjuangan DR (HC) Hj. Megawati Soekarno Putri dan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama dilakukan Sekretaris Utama BMKG Dr. Widada Sulistya, DEA dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDI Perjuangan Hj. Sadarestuwati.

Maksud dan tujuan dari penandatangan Memorandum saling pengertian dan perjanjian kerjasama adalah agar BMKG dan PDI Perjuangan dapat lebih meningkatkan kerjasama dalam menyebarluaskan Informasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dalam rangka mendukung operasional penanggulangan bencana di Indonesia.

Dengan adanya kerjasama diharapkan penyebarluasan Informasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika kepada masyarakat dan stakeholder dapat terlaksana dan terjangkau secara lebih luas sehingga pengurangan dampak bencana yang terkait cuaca, iklim dan kegempaan pada masyarakat, termasuk di dalamnya bencana kekurangan pangan dapat teratasi secara lebih baik dan ketahanan masyarakat terhadap dampak bencana akan meningkat.

Di dalam pelaksanaan kerjasama ini, BMKG dan PDI Perjuangan telah sepakat untuk saling berkoordinasi untuk melaksanakan program sosialisasi informasi meteorologi maritime untuk masyarakat pesisir, sekolah lapang iklim untuk petani dan gladi ruang mitigasi gempa bumi dan tsunami untuk masyarakat.

Dalam sambutannya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri berpesan kepada BMKG dan jajarannya agar mensosialisasikan prakiraan cuaca maupun tanda-tanda alam kepada masyarakat, seperti nelayan dan petani sehingga mereka punya ketepatan waktu kapan menanam dan kapan melaut.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024