Komisi V DPR RI Dukung RKA BMKG Tahun 2021

  • Ibrahim
  • 04 Sep 2020
Komisi V DPR RI Dukung RKA BMKG Tahun 2021

Jakarta - Komisi V DPR-RI kembali menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan para mitra kerjanya (BNPP/BASARNAS, BMKG, BP-BPWS) dengan agenda pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) Tahun Anggaran 2021 dalam Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) TA 2021.

Rapat yang berlangsung pada Kamis (3/9), dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ir. Ridwan Bae, serta dihadiri oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kepala BNPP/Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito dan Plt Kepala BP-BPWS Achmad Herry Marzuki.

Dalam presentasinya, Dwikorita menyampaikan capaian pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan BMKG dalam APBN TA. 2020 s/d bulan Agustus 2020 dalam Bidang Meteorologi, Klimatologi, Geofisika, Instrumentasi Kalibrasi Rekayasa Jaringan Komunikasi dan Bidang Kesekretariatan.

Selain itu, Dasar Penyusunan RAPBN Tahun 2021, RKA BMKG dalam RAPBN Tahun 2021 serta dukungan BMKG untuk Prioritas Nasional Pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2021.

Kepala BMKG juga menyampaikan Usulan Kebutuhan Rencana Kerja Anggaran BMKG TA. 2021 adalah Rp. 3,701 T dan mendapatkan Pagu Anggaran dalam Nota Keuangan RAPBN TA.2021 sebesar Rp. 3,274 T, maka masih terdapat Backlog sebesar Rp. 426 Milyar.

Mengakhiri Rapat Dengar Pendapat, pimpinan rapat Ridwan Bae mengatakan sangat memahami terhadap alokasi anggaran dalam RAPBN TA. 2021 yang disebutkan Kepala BMKG."Oleh karena itu, Komisi V DPR RI akan memperjuangkan kekurangan anggaran sesuai Pagu Kebutuhan melalui mekanisme pembahasan RUU tentang APBN di DPR RI", ujar Ridwan Bae.

Selain itu, Komisi V DPR RI sepakat dengan BMKG, BNPP/BASARNAS dan BP-BPWS bahwa program-program strategis nasional yang bermanfaat bagi rakyat pada umumnya akan disesuaikan dengan saran, pendapat, dan usulan Komisi V DPR RI sebagaiman yang disampaikan dalam rangkaian Rapat Pembicaraan Pendahuluan RAPBN TA 2021.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024