Deputi Klimatologi Buka Rekonsilasi Keuangan Semester II Tahun 2019 Balai Besar MKG Wilayah IV Makassar

  • Ibrahim
  • 29 Jan 2020
Deputi Klimatologi Buka Rekonsilasi Keuangan Semester II Tahun 2019 Balai Besar MKG Wilayah IV Makassar

Kendari - Untuk menyusun laporan keuangan yang kredibel, transparan serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah, Balai Besar MKG (BBMKG) Wilayah IV Makassar menggelar Rekonsiliasi Keuangan Semester II Tahun 2019 pada Selasa , (28/1) di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Adanya kegiatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan penyusunan laporan keuangan yang Akuntabel dan berkualitas, memastikan realisasi belanja modal pada SAKPA yang sudah tercatat seluruhnya pada SIMAK-BMN, sehingga laporan keuangan maupun BMN BMKG tepat waktu dan juga dapat dipertanggungjawabkan dalam segi administratif, keakuratan data dan kebenaran materinya.

Dalam kegiatan yang mengangkat tema "Pertahankan WTP melalui Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2019 Yang Akuntabel dan Berkualitasi ini dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Klimatologi Drs. Herizal, M.Si di dampingi oleh Kepala Biro Hukum dan Organisasi Darwahyuniati, SH. MH.

Herizal menyampaikan dalam sambutan tertulis Kepala BMKG, bahwa saat ini BMKG menjadi sorotan di media sosial karena bencana banjir di Jabodetabek dan beberapa daerah lainnya pada awal tahun 2020 yang disebabkan oleh perubahan iklim serta curah hujan yang ekstrim.

"Oleh karena itu dengan momentum inilah kita sebagai insan BMKG harus tetap kompak dan solid menghadapi isu hoax yang tidak benar, terutama isu-isu yang menyudutkan BMKG, lalu tetap optimal memberikan informasi terbaru kepada masyarakat", ujar beliau.

"Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, tentu saja mempermudah kita dalam melaksanakan pekerjaan dan juga berinovasi, maka dari itu kita semua harus bisa cepat menyerap ilmu-ilmu baru untuk meningkatkan kapabilitas kita dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga kita semakin dituntut untuk bisa bekerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas kreatif dan inovatif" tutur Herizal.

Menutup sambutannya, beliau berpesan kepada semua peserta bahwa rekonsiliasi keuangan ini merupakan tanggung jawab bersama dalam penggunaan anggaran APBN, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akuntabel. "BMKG juga terus berupaya mempertahankan opini WTP Murni, melalui kerja keras dan kerja cerdas diseluruh lini BMKG, saya yakin bahwa kita bisa mempertahankannya pada masa-masa mendatang", pungkas Herizal.

Sebanyak 193 peserta dari lingkungan BBMKG Wilayah IV Makassar mengikuti kegiatan rekonsiliasi keuangan yang berlangsung dari tanggal 28-31 Januari 2019. Selain itu juga terdapat kegiatan sosialisasi dari BMKG Pusat oleh Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Biro Umum dan SDM, Inspektorat, Pusjarkom, Pusdiklat, Pusat Meteorologi Publik dan Koordinasi kinerja UPT MKG di lingkungan BBMKG Wilayah IV Makassar.

 

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024