Jakarta - Olimpiade Sains Nasional merupakan ajang kompetisi tahunan dalam bidang sains bagi para siswa SD, SMP dan SMA. BMKG salah satu instansi yang dikunjungi oleh tujuh siswa SMA terpilih se-DKI peserta Olimpiade Sains Nasional didampingi dua guru pada Kamis, 24 Agustus 2023.
Diawali kunjungan ke Taman Alat Stasiun Meteorologi Kemayoran. Siswa berkesempatan mengupas tuntas peralatan disana. Pengamat Cuaca, Ratih Suci Ramadhanti menjelaskan beberapa peralatan pengamatan cuaca, diawali mengenai Alat Ombrometer atau Penakar Hujan Observatorium (OBS) yang memiliki fungsi mengukur curah hujan secara manual. "Dalam setiap periode 24 jam jadi per tiga jam sekali, gelas ukur diisi air hujan dan data curah hujan kemudian ditukar dan diolah menjadi data penting dalam analisis dan pertimbangan pembuatan prakiraan cuaca dalam bidang meteorologi," ujar Ratih.
Selanjutnya, siswa diajarkan tentang Alat Penakar Hujan Hellman yang memiliki cara kerja yang berbeda. Alat ini memiliki pias dan pena, dan secara otomatis mengukur setiap 10 milimeter curah hujan dan dikosongkan untuk pengukuran berikutnya. Tidak hanya itu, siswa juga berkenalan dengan Sangkar Meteorologi yang memiliki sejumlah Thermometer yang mengukur suhu bola basah, bola kering, serta suhu maksimum dan minimum. Siswa juga diberikan pengetahuan tentang Panci Penguapan, Cup Counter Anemometer dan Campbell Stokes.
Kunjungan beralih ke Ruang Operasional Geofisika. Supervisor Gempa, Priyobudi menjelaskan tentang gempa bumi dan tsunami. "Earthquake Early Warning digunakan sebagai solusi untuk memberikan peringatan dini pada sistem kereta cepat saat gempa terjadi untuk mengurangi risiko pelantingan," ujar Priyo.
Hal ini, tentunya sangat bermanfaat terutama bagi industri transportasi, " lanjutnya. Kemudian, siswa ke Ruang Operasional Meteorologi. Prakirawan Cuaca, Iqbal Fathoni menjelaskan mengenai fungsi ruang operasional meteorologi sebagai pusat pengumpulan dan distribusi informasi cuaca yang relevan.
Tidak hanya itu, siswa juga mengunjungi Laboratorium Kualitas Udara. Sub Bidang Analisis Komposisi Kimia Atmosfer, Eka Suharguniyawan menjelaskan tentang pengujian terhadap sampling udara. "Pemantauan partikulat SPM dengan metode sampling dilakukan setiap 6 hari sekali selama 24 jam," ucap Eka.
"Di DKI Jakarta, BMKG memantau SPM di delapan lokasi yaitu Kemayoran, Monas, Ancol, Bandengan, Grogol, Karet, Ragunan dan Taman Mini Indonesia Indah. Dari kedelapan lokasi warna partikulat SPM sudah menghitam artinya komponen dalam partikulat tersebut dominannya dari karbon hasil pembakaran mesin yang menggunakan bahan bakar minyak atau fosil. Apalagi seluruh lokasi tersebut berada di dekat jalan raya," lanjutnya.