Menanggapi peristiwa gempabumi swarm* yang terjadi di Provinsi Maluku Utara, dimana parameter gempa terbesar adalah sebagai berikut:
Gempabumi swarm yang terjadi di sekitar Jailolo dan Ternate ini rata-rata memiliki kedalaman dangkal dengan variasi magnitudo, sebanyak 43 event diantaranya merupakan gempabumi dirasakan. Gempabumi swarm ini tidak menimbulkan tsunami, karena kekuatannya tidak cukup kuat untuk membangkitkan perubahan di dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Dari hasil monitoring BMKG sejak 27 September 2017 pukul 21.09 WIB hingga saat ini 29 September 2017 pukul 07.00 WIB rentetan kejadian gempa yang sudah terjadi mencapai sebanyak 988 kali. BMKG terus memonitor perkembangan gempabumi tersebut dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media.
Dampak Gempabumi
Peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG menunjukkan bahwa wilayah berpotensi terjadi guncangan antara lain di Jailolo pada skala II SIG-BMKG (IV-V MMI), Ternate II SIG-BMKG (III-IV MMI). Berdasarkan hasil laporan yang diterima BMKG, gempabumi swarm dirasakan di Jailolo, Ternate, dan Sofifi II SIG-BMKG (IV MMI). Deskripsi gempabumi dengan skala intensitas II SIG-BMKG menunjukkan bahwa guncangan dirasakan oleh orang banyak.
Sampai dengan laporan ini dibuat BMKG menerima informasi 1 orang terluka akibat tertimpa dinding rumah yang roboh. BMKG akan terus memonitor perkembangan dan laporan dari lapangan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Penyebab Gempabumi
Berdasarkan parameter gempabumi, ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal. Gempabumi swarm ini sebagian besar memiliki mekanisme sumber sesar mendatar (strike slip).
Imbauan untuk Masyarakat
Jakarta, 29 September 2017
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
Drs. Mochammad Riyadi, M.Si.
- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.
*Gempa Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat tinggi yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama di suatu kawasan, dan tanpa ada gempa utama (mainshock). Karena aktivitasnya yang terus menerus, aktivitas gempa swarm hanya meresahkan dan jarang yang meninmbulkan kerusakan, jika kejadiannya di pesisir pantai gempa swarm tidak akan memicu tsunami.