Sekolah Lapang Cuaca dan Nelayan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2024

  • Rozar Putratama
  • 06 Sep 2024
Sekolah Lapang Cuaca dan Nelayan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2024

Pontianak - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak menggelar kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tahun 2024 yang diikuti sebanyak 100 peserta yang berasal dari kelompok nelayan, penyuluh perikanan serta stakeholder lainnya. Pembukaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tahun 2024 di Aula Kelurahan Kuala, Kota Singkawang.

Acara dibuka secara resmi dengan pemukulan gong oleh Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Aulia Chandra, S.Stp dengan didampingi oleh Guswanto M.Si (Deputi Bidang Meteorologi BMKG), Dr. Eko Prasetyo, MT (Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG), Achadi Subarkah Raharjo, S.So (Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG), Hartanto ST, MM ( Kepala Balai Besar MKG Wilayah. II), Erika Mardiyanti, S.Kom, M.Si (Koordinator UPT BMKG Kalimantan Barat), Raden Eko Sarjono (Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak) serta Dwi Yanti, ST. MT (Kepala DPKPP Kota Singkawang)

Guswanto dalam sambutannya menyampaikan konsep penyelenggaraan SLCN pada tahun ini menerapkan konsep yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu "Goes to Field" dengan menggandeng langsung pelaku kegiatan di laut sebagai peserta SLCN yang terdiri dari penyuluh perikanan, nelayan, dan stakeholder terkait lainnya.

"Yang perlu diperhatikan dan ingin dicapai dalam SLCN ini, kita berikan pembelajaran yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi tentang bagaimana nelayan memahami perilaku cuaca dan tinggi gelombang, sehingga nantinya dalam melaksanakan kegiatan melaut itu bisa selamat, efektif dan meningkatkan hasil tangkapan", ujar Guswanto.

Ia menyebut, SLCN bagian dari dukungan BMKG untuk menyuseskan Program Pangan Nasional khususnya pangan bersumber dari laut.

"Ini kan termasuk juga dalam dalam Program Pangan Nasional, artinya BMKG mendukung program tersebut khususnya Program Pangan Laut, tidak hanya nelayan tangkap tapi juga budi daya, juga budi daya rumput laut," katanya.

Selain memberi pemahaman terkait Meteorologi, ia mengatakan SLCN juga ditujukan untuk menjaga kelestarian lingkungan melalui penanaman Mangrove demi mencegah abrasi di wilayah pesisir.

Dari kegiatan berskala nasional tersebut, Guswanto berharap akan lahir nelayan andalan BMKG yang mampu menyebarluaskan pengetahuan yang mereka dapat terkait Meteorologi kepada nelayan di sekitarnya.

"Karena ini sifatnya nasional, jadi harapan kami ada dari nelayan ini yang menjadi andalan BMKG menjadi Training of Trainer, mereka bisa menyebarkan pengetahuan yang mereka dapat dari kegiatan ini kepada komunitas nelayan disekitarnya," ucap Guswanto.

Di tempat yang sama Pj Sekretasis Daerah Kota Singkawang, Aulia Candara berpesan semoga ilmu - ilmu yang didapat oleh nelayan pada kegiatan ini dapat memberi manfaat terutama saat berencana melaut agar lebih efektif dan efisien seperti penekanan biaya untuk bahan bakar dan waktu yang dtuhkan saat melaut.

"Ilmu yang didapatkan ini tentu bisa dimanfaatkan oleh nelayan dalam menyusun sebuah rencana dalam melaut, karna kalau mereka terencana maka akan efisien, bisalah masalah biaya/ongkos melaut seperti BBM dll serta berapa lama mereka melaut bisa ditekan melalui perencanaan ini," kata Aulia.

Menurutnya, perencanaan yang baik tentu berdampak pada keamanan dan semakin terjaga dari bahaya yang mengintai, serta meminimalisir kecelakaan saat melaut.