Bandar Lampung, 20 April 2018 - BMKG Stasiun Klimatologi Pesawaran Lampung menggelar sekolah lapang iklim tahap II yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan informasi Iklim bagi dunia pertanian demi meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan di Provinsi Lampung.
"Dalam dunia pertanian bibit, lahan, irigasi bisa diatur, namun perubahan iklim tidak bisa dihindari. Satu-satunya cara adalah melakukan adaptasi karena itu peningkatan pemahaman iklim perlu diberikan kepada para penyuluh pertanian sebagai salah satu mediator informasi dari BMKG kepada para pengguna khususnya petani," kata Kepala Sub Bidang Analisis dan Informasi Iklim dari Kedeputian Klimatologi BMKG Adi Ripaldi, Kamis (19/04)
Ia menyampaikan berdasarkan pengalaman pelaksanaan sekolah lapang iklim sejak lima tahun terakhir terjadi peningkatan produksi pangan sebesar 30 persen di wilayah yang diselenggarakan kegiatan tesebut.
"Pelaksanaan sekolah lapang iklim membuat petani lebih peduli terhadap variasi cuaca dan iklim, karena dampak perubahan iklim semakin nyata, bencana hidrometeorologi frekuensinya semakin meningkat jika petani kita tidak siap maka dampaknya usaha pertanian paling terancam, kini saatnya penyuluh memberikan informasi iklim dari BMKG kepada petani untuk bisa beradaptasi dengan kondisi iklimnya" ujar dia. Ia mengakui selama ini salah satu kendala yang ditemui dalam sosialisasi iklim adalah petani sulit mengubah kebiasaan dalam bercocok tanam, karena itu BMKG terus menekankan bahwa iklim sudah berubah dan harus dilakukan penyesuaian.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Lampung Edi Warsudi mengatakan sekolah lapangan iklim tahap II 2018 diikuti 25 peserta terdiri atas penyuluh pertanian, petugas OPT, perguruan tinggi, instansi terkait serta kelompok tani yang berlangsung dari 18 sampai 20 April 2018.
"Hingga saat ini sekolah lapang iklim sudah diikuti sekitar 250 orang," kata dia.
Ia menilai pemanfaatan informasi iklim untuk mendukung pertanian di Lampung sudah cukup lazim di kalangan petani. "Kami juga rutin memberikan informasi kepada intansi terkait termasuk kepada para penyuluh yang diteruskan kepada petani," kata dia.
Acara SLI ini dibuka secara resmi oleh Koordinator BMKG Provinsi Lampung, R. Theodorus Agus Heru R, SSi. MSi. dalam sambutanya Agus mengatakan kegiatan sekolah lapang iklim merupakan program Nasional BMKG yang sudah mendunia, beberapa negara Asia Pasifik turut belajar kepada Indonesia bagaimana untuk menyelenggarakan sekolah lapang Iklim. Agus menghimbau agar peran serta Dinas Pertanian baik BPTP maupun BPTPH Provinsi Lampung semakin terjalin erat bersama BMKG demi Ketahanan Pangan di Provinsi yang dikenal sebagai pintu gerbangnya Sumatera.
Agus berharap ragam produk informasi dari BMKG yang berada di Provinsi Lampung benar-benar bisa dimanfaatkan oleh para stake holder, dari sisi cuaca misalnya dalam dunia penerbangan akurasi prakiraan cuaca dibutuhkan yang sangat akurat demi keselamatan para penumpang, informasi gempa dan tsunami juga dituntut secepat dan seakurat mungkin demi keselamatan jiwa manusia, demikian pula dengan informasi Iklim yang benar benar sangat diperlukan oleh para pengguna khususnya sektor pertanian, nelayan maupun perkebunan.
Sekolah Lapang Iklim dipandang masih cukup efektif sebagai metode pembelajaran para petani melalui metode pembelajaran orang dewasa guna meningkatkan pemahaman iklim atau literasi iklim dengan bahasa yang sederhana dan lebih mudah dipahami.
Dengan adanya kegiatan ini kami berharap penyuluh dan petani lebih paham tentang perubahan iklim dan apa yang harus dilakukan menyiasatinya agar produksi padi bertambah, sesuai tema Hari Meteorologi Dunia tahun ini, mari kita waspada cuaca, peduli iklim, dan sesuai dengan target utama kedeputian Klimatologi agar Iklim Mensejahterakan Rakyat, Imbuhnya. (Ed. Humas)