Peringatkan Potensi Karhutla, Kepala BMKG Temui Gubernur Riau

  • Miftah Fauziah
  • 05 Feb 2023
Peringatkan Potensi Karhutla, Kepala BMKG Temui Gubernur Riau

Pekanbaru (5 Februari 2023) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, temui Gubernur Riau, Syamsyuar, yang didampingi oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edy Afrizal, di Rumah Dinas Gubernur Riau, untuk memberikan peringatan dini akan potensi musim kemarau yang lebih kering di tahun 2023 dibandingkan tiga tahun belakangan (2020-2022).

Kedatangan Kepala BMKG yang didampingi oleh Plt. Deputi Klimatologi Dodo Gunawan, Kepala Balai Besar BMKG Wilayah I, Hendro Nugroho, Kepala Sta. Met. Kelas I Sultan Syarif Kasim II - Pekanbaru Ramlan, dan Kepala Stasiun Klimatologi Riau, Ayi Sudrajat, bertujuan untuk menyampaikan peningkatan kewaspadaan daerah terkait musim hujan yang saat ini masih terjadi, dan diperkirakan tidak lama lagi juga akan terjadi musim kemarau.

"Kewaspadaan harus ditingkatkan, terutama daerah-daerah yang selama ini masuk dalam kategori rawan Karhutla seperti di Sumatra dan Kalimantan", kata Dwikorita Karnawati di sela kunjungan.

Peringatan dini ini disampaikan berdasarkan hasil monitoring dari BMKG terkait suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur yang menunjukkan intesitas La Nina yang terus melemah dengan indeks per Januari 2023 dasarian pertama sebesar -0.80 dan pada dasarian kedua adalah sebesar -0.65.

"Kondisi La Nina yang melemah diprediksi beralih menuju kondisi ENSO (El Nino - Southern Oscillation) Netral pada Februari hingga Maret 2023. Kondisi ENSO Netral diprediksi akan terus bertahan sampai pertengahan tahun 2023. Kondisi ini, dapat berpengaruh pada berkurangnya curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia." Jelas Dwikorita.

Dwikorita menyebut, dalam tiga tahun terakhir, dunia sedang mengalami fenomena Triple-Dip La Nina, yaitu kejadian La Nina yang berlangsung secara berurutan selama tiga tahun. Kondisi tersebut memberikan dampak terhadap relatif tingginya curah hujan selama tiga tahun terakhir.

"Maka sebenarnya kondisi musim kemarau tahun 2023 ini normal. Namun karena tiga tahun belakangan Indonesia ikut mengalami Triple-Dip La Nina yang membuat musim kemaraunya lebih basah, jadi ketika musim kemaraunya kembali normal seolah-olah jadi lebih kering dari sebelumnya." tambahnya.

Dodo Gunawan selaku Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG juga menambahkan bahwa pada bulan Maret-April-Mei 2023, beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau.

Curah hujan dengan kategori di bawah normal juga akan berpeluang terjadi di sebagian Sumatra bagian tengah, sebagian Kalimantan bagian tengah, sebagian Sulawesi bagian tengah, dan sebagian kecil Papua pada Februari hingga Maret 2023.

Dwikorita mengatakan, Pemerintah Daerah harus bersiap untuk melakukan pencegahan dan antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Masyarakat pun perlu diedukasi agar tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan.

Syamsuar merespon baik peringatan dini yang disampaikan BMKG. Menurutnya, peringatan dini ini sangat penting agar tim Pemda Riau dapat bersiap lebih awal untuk mencegah timbulnya karhutla.

"Sejujurnya setelah mendengar peringatan dari BMKG kami ini khawatir akan terjadi karhutla seperti tahun 2015 dan 2019 lalu. Tapi kami akan berupaya semaksimal mungkin agar tidak terjadi lagi di tahun 2023 ini." Ungkap Syamsuar.

Syamsuar juga mengungkapkan bahwa wilayah lain di sekitar Riau pun perlu melakukan langkah mitigasi karhutla, supaya tidak terjadi "transfer asap" atau merembetnya karhutla dari wilayah tetangga.

Dwikorita juga sepakat dengan pernyataan Syamsuar tentang pentingnya melakukan langkah bersama untuk pencegahan karhutla.

"Koordinasi antara BMKG, BPBD, serta Pemda wilayah yang rawan sangat penting dilakukan. Karena percuma jika cuma satu wilayah yang melakukan. Kita harus bekerjasama, harus solid". Tutup Dwikorita.

Gempabumi Terkini

  • 28 September 2023, 01:19:17 WIB
  • 2.6
  • 7 km
  • 7.08 LS - 110.02 BT
  • Pusat gempa berada di darat 26 km BaratDaya Kendal
  • Dirasakan (Skala MMI): II Kendal
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 26 km BaratDaya Kendal
  • Dirasakan (Skala MMI): II Kendal
  • Selengkapnya →

Siaran Pers