Selasa, (12/7/2017) - Stasiun Klimatologi Kelas I Lombok Barat menggelar acara Panen Raya Sekolah Lapang Iklim di Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Panen Raya ini merupakan acara puncak sekaligus acara penutup dari kegiatan Sekolah Lapang Iklim Tahap 3 yang telah diadakan selama satu musim tanam sejak bulan April hingga Juli.
Sekolah Lapang Iklim ini merupakan program dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang bertujuan untuk menjembatani pemahaman informasi iklim bagi petugas pertanian, penyuluh, dan petani yang tersebar di seluruh Indonesia. SLI dilaksanakan untuk mendukung Inpres Nomer 5 Tahun 2011 tentang pengamanan produksi beras nasional dalam menghadapi kondisi iklim ekstrim.
SLI kali ini langsung ditujukan kepada para petani. Dimana pesertanya adalah 25 orang petani yang berasal dari 15 Kelompok Tani yang berada di Kecamatan Sikur. Konsep pembelajarannya menggunakan konsep pembelajaran orang dewasa, dimana peserta lebih banyak melakukan pengamatan agroekosistem di lahan penelitian, serta berdiskusi dengan dipandu oleh petugas dari BMKG dan penyuluh pertanian setempat. Sebelum pembelajaran SLI dimulai, terlebih dahulu dilakukan pre test untuk mengetahui pemahaman awal peserta terkait informasi iklim dengan hasil 43%. Setelah melalui 12 pertemuan terlihat adanya peningkatan pemahaman informasi iklim yang cukup signifikan, terlihat dari nilai post test sebesar 75%. Sementara itu hasil ubinan menunjukan hasil produksi yang sangat baik yaitu 9.29 ton/ha. Melebihi rata - rata hasil produksi Desa Kotaraja sebesar 6.2 ton/ha, kecamtan Sikur ton/ha, dan rata - rata produksi Kabupaten Lombok Timur 5.7 ton/ha.
Acara Panen Raya sekaligus penutupan SLI Tahap 3 ini dihadiri oleh Wakil Bupati Lombok Timur, Drs. H. Haerul Warisin, M.Si, dan juga Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc yang sekaligus menutup secara langsung kegiatan SLI ini. Dalam sambutannya, Deputi Bidang Klimatologi mengatakan, informasi iklim yang dikeluarkan oleh BMKG akan lebih bermanfaat jika dapat dimanfaatkan oleh penggunanya. "SLI ini perlu dilakukan untuk mengamati kondisi iklim dalam melaksanakan kegiatan pertaniannya, tentunya dengan menerapkan ilmu yang didapatkan dalam peningkatan produktivitas pertaniannya," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Lotim, Drs. H. Haerul Warisin M.Si, menyebut jika kondisi iklim sangat penting untuk dipelajari dan diketahui oleh para petani untuk kemajuan pertanian di Kabupaten Lombok Timur. Oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Lombok Timur sangat mengapesiasi SLI yang diadakan oleh BMKG ini dan harapannya bias dikembangan untuk dilakukan di seluruh Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur.