Kamis, (1/12). Dalam rangka meningkatkan kerjasama, Kooordinasi dan komunikasi antar kelembagaan dalam Penanggulangan Bencana di Indonesia, maka pada Kamis siang, sebanyak 7 Unsur Pengarah BNPB melakukan kegiatan kunjungan kerja ke BMKG. Kunjungan siang itu diterima langsung oleh Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M. Eng dengan didampingi para pejabat Eselon I, II, dan III.
"Indonesia merupakan wilayah supermarket bencana yang menjadikan wilayah Indonesia rawan resiko bencana seperti, bencana hidormeteorlogi, dan kejadian gempa bumi dan tsunami sehingga perlu dibuthkan sikap kesiapsiagaan terhadap bencana, "ujar Andi Eka Sakya
Lebih lanjut Andi Eka mengutarakan bahwa BMKG pun memiliki sistem peringatan dini cuaca/ MEWS. Peringatan dini iklim/CEWS, dan Peringatan dini tsunami/ Ina-Tews. Selain itu, BMKG juga sebagai RTSP (Regional Tsunami Service Provider) yang memberikan peringatan dini tsunami ke 28 negara Samudera Hindia. "Ada tiga negara yang ditunjuk sebagai RTSP, yaitu Indonesia, India, dan Australia,"imbuh Andi Eka Sakya.
Guna mendukung penyebaran informasi secara cepat dan mudah, BMKG pun memiiki medsos @infobmkg yang saat ini telah memiliki follower 2 juta lebih. "Baru-baru ini BMKG telah melaunching aplikasi infobmkg berbasis Android dan IOS yang menyediakan semua data informasi cuaca, iklim, gempabumi, dan tsunami,"tambah Andi Eka.
"Tujuan kunjungan kali ini untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang nantinya diperlukan dalam penanggulangan bencana sehingga dapat meminimalisir resiko bencana di Indonesia, mengingat akhir-akhir ini, banyak kejadian hidrometeorologi di beberapa daerah resiko bencana, "ujar Prof. Sudibyakto, Unsun Pengarah Masyarakat BNPB. Lebih lanjut Ia mengutarakan bahwa informasi BMKG sangat diperlukan dan kita selalu rutin daam mengupdate informasi dari BMKG sebagai langkah kesiapsiagaan bencana.
Usai penjelasan Kepala BMKG terkait dapur BMKG, kegiatan siang itu pun dilanjutkan dengan kunjungan beberapa lokasi pengamatan,seperti ruang oeprasional meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Mereka pun mencoba alat simulasi gempa bumi.