Hari Rabu, 7 November 2018, pukul 16.42.26 WIB, wilayah Kabupaten Mamasa diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M=5,2 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,0. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,91 LS dan 119,41 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah timur laut Kota Mamasa, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Mamasa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar geser (Strike-Slip Fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah Sesar Saddang.
Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di Mamasa III-IV MMI, Mamuju, Majene, Polewali Mandar, Pinrang, Enrekang dan Rantepao III MMI, Luwu dan Palopo dirasakan II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 18.35 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock) sebanyak 14 (empat belas) kali dengan magnitude terbesar M 4,2. Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.***
Jakarta, 7 November 2018
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl.Seis., M.Sc.