Hari Minggu, 26 Agustus 2018, pukul 01.33.20 WIB, wilayah Kabupaten Sumbawa Barat diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan M=5,6 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,5. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,53 LS dan 116,93 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 25 km arah utara Kota Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 11 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter dan mekanisme sumbernya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (Thrust Fault). Mengingat episenternya relatif sama dengan gempabumi yang terjadi pada 19 Agustus 2018 lalu, maka BMKG menyatakan bahwa gempabumi ini merupakan rangkaian gempabumi susulan yang terjadi sebelumnya.
Menurut informasi dirasakan dari masyarakat, dampak gempabumi dirasakan di Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa, Mataram II SIG-BMKG (III MMI), Kuta dan Denpasar I SIG-BMKG (II MMI). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 02.10 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 2 (dua) kali aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.***
Jakarta, 26 Agustus 2018
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl.Seis., M.Sc.