Hari Jumat (30/12/2016), sebagian besar wilayah NTB dan NTT diguncang gempabumi tektonik. Analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi terjadi pukul 05.30.19 WIB dengan kekuatan M=6,6 (selanjutnya diupdate manjadi berkekuatan M=6,2). Episenter terletak pada 9,19 LS dan 118,61 BT, tepatnya di laut pada jarak 79 km arah selatan Kota Bima pada kedalaman 98 km.
Berdasarkan peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukan bahwa gempabumi dapat berdampak kerusakan ringan (skala intensitas II-III SIG BMKG yang setara dengan V-VI MMI) di daerah yang berdekatan dengan pusat gempabumi seperti Sumba bagian barat dan utara, serta daerah Bima bagian selatan. Selain itu gempabumi ini juga dirasakan meluas di wilayah lain dengan intensitas lebih kecil antara II SIG BMKG atau III MMI di Lombok, Sumbawa Barat, Sumba Timur, Ende, dan Maumere.
Gempabumi ini merupakan gempabumi berkedalaman menengah yang terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng. Dalam hal ini Lempeng Indo-Australia menyusup ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju 67 mm/tahun. Proses subduksi ini memicu deformasi batuan pada slab lempeng Indo-Australia di Zona Benioff pada kedalaman 98 km di bawah Cekungan Lombok (Lombok Basin) bagian timur laut. Berdasarkan hasil pemodelan tsunami dan analisis yang dilakukan oleh BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
Hasil monitoring BMKG selama 1 jam pasca terjadinya gempabumi, baru terjadi satu kali gempabumi susulan dengan kuatan M=4,4. BMKG akan terus melakukan monitoring perkembangan aktivitas gempabumi susulan dan hasilnya akan disampaikan kepada masyarakat. Untuk itu kepada masyarakat pesisir di NTB dan NTT dihimbau agar tetap tenang.***
Jakarta, 30 Desember 2016
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
Drs. Mochammad Riyadi, M.Si.