Hari Rabu (21/12/2016) pukul 07.17.17 WIB, wilayah Laut Banda diguncang kembali gempabumi tektonik. Hasil analisis info cepat 5 menit pertama oleh BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=6,6 (update analisis menjadi berkekuatan M=6,5) Pusat gempabumi terletak pada 7,75 LS dan 128,01 BT, tepatnya di Laut Banda pada jarak 357 km arah barat barat laut Kota Saumlaki dengan kedalaman 173 km.
Peta tingkat guncangan BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan dirasakan dalam wilayah luas seperti di Kepulauan Tanimbar, Kepualaun Kai Kecil, Pulau Damar, Pulau Moa, Pulau Timor, Pulau Wetar, dan Pulau Alor, pada skala intensitas II SIG-BMKG atau III MMI. Menurut laporan, guncangan gempabumi ini dirasakan oleh banyak orang bahkan beberapa warga berlarian keluar rumah karena panik. Namun demikian hingga saat ini belum ada laporan kerusakan sebagai akibat dampak gempabumi.
Gempabumi Laut Banda ini jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempabumi menengah, sehingga wajar jika guncangannya dirasakan dalam wilayah yang luas. Gempabumi ini terjadi akibat aktivitas Subduksi Banda dengan laju sekitar 20 mm/tahun ke arah barat laut di Cekungan Weber bagian selatan. Cekungan laut dalam di Banda ini populer disebut sebagai zona Deep Weber. Data BMKG menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir di zona Deep Weber ini memang mengalami peningkatan aktivitas seismik yang cukup signifikan. Kemarin, Selasa (20/12) di zona ini juga terjadi gempabumi M=5,2 dan dirasakan di Kepulauan Tanimbar dan Kepualaun Kai Kecil.
Patut disyukuri bahwa dengan kedalaman hiposenter di kedalaman menengah ini, hasil modelling tsunami menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. Hasil monitoring BMKG hingga saat ini belum terjadi gempabumi susulan. Untuk itu kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang, tidak terpancing isu mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.***
Jakarta, 21 Desember 2016
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
Drs. Mochammad Riyadi, M.Si.