PREDIKSI DINAMIKA ATMOSFER DAN CURAH HUJAN DASARIAN III MEI 2019
Aliran massa udara di wilayah Indonesia mulai didominasi angin timuran yaitu massa udara berasal dari Benua Australia terutama di bagian selatan ekuator. Sedangkan di wilayah utara ekuator masih terdapat angin baratan. Wilayah belokan angin terjadi di sepanjang ekuator. Terdapat pola siklonik di perairan barat Sumatera. Monsun Asia pada dasarian III Mei diperkirakan normal (mendekati klimatologisnya), sementara Monsun Australia diperkirakan lebih kuat dibanding normalnya sehingga berpotensi mengurangi peluang pembentukan awan dan hujan di wilayah Indonesia khususnya bagian selatan. Analisis tanggal 18 Mei 2019 menunjukkan MJO aktif di fase 8 (Hemisfer Barat dan Afrika) dan diprediksi aktif di fase 1 (Hemisfer Barat dan Afrika) hingga pertengahan dasarian I Juni 2019. Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR pada awal dasarian III Mei 2019 diperkirakan terbentuk wilayah subsiden/kering di seluruh wilayah Indonesia dan diperkirakan terus berlangusng hingga pertengahan dasarian I Juni 2019.
Prediksi Curah Hujan Dasarian III MEI - Dasarian II JUNI 2019Pada Mei III 2019, umumnya curah hujan berada di kriteria menengah (50 - 150 mm/dasarian). Curah hujan tinggi (>150 mm/dasarian) terjadi di bagian tengah Papua. Pada Juni I 2019, umumnya curah hujan berada di kriteria rendah (<50 mm/dasarian). Curah hujan tinggi (>150 mm/dasarian) terjadi di bagian selatan Sumatra Barat, Sorong dan Papua bagian tengah. Pada Juni II 2019, umumnya curah hujan berada di kriteria rendah (<50 mm/dasarian). Curah hujan tinggi (>150 mm/dasarian) diprakirakan terjadi di Papua bagian tengah.
Analisis Perkembangan Musim Kemarau sampai Dasarian II Mei 2019
Berdasarkan jumlah ZOM, 21% wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, 79% wilayah masih mengalami musim hujan. Sedangkan berdasarkan luasan wilayah, 9% wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, 91% wilayah masih mengalami musim hujan.
- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.