Analisis Cuaca Ekstrem dan Dampak yang Ditimbulkan di Wilayah Bogor (Study Kasus Cuaca Ekstrem Tanggal 27 Agustus 2022)

  • Hatif Thirafi
  • 07 Sep 2022
Analisis Cuaca Ekstrem dan Dampak yang Ditimbulkan di Wilayah Bogor (Study Kasus Cuaca Ekstrem Tanggal 27 Agustus 2022)

  1. Asri Rachmawati
  2. Retno Kartika Ningrum
  3. Leni Jantika Haswan
  4. Rossian Nursiddiq Islamiardi

Bogor merupakan salah satu kota satelit bagi kota metropolitan DKI Jakarta dengan segala karakteristik yang sangat kuat. Jika ditinjau dari aspek tata guna lahan, area penyangga Ibu kota akan memiliki perubahan tata guna lahan yang signifikan setiap tahunnya mengingat perkembangan perekonomian yang pesat serta pertumbuhan populasi yang juga signifikan, baik karena faktor natalitas maupun urbanisasi. Tata guna lahan wilayah Bogor bervariasi, pemukiman tipe urban, suburban serta pemukiman yang berada di bantaran sungai, wilayah industri, daerah wisata alam terbuka maupun modern, dan lahan hijau. Faktor pembentuk cuaca dan iklim terbagi menjadi faktor global, regional dan lokal. Faktor lokal berkaitan erat dengan letak baik secara astronomis maupun geografis, topografi dan yang tidak kalah dominan adalah tata guna lahan yang secara langsung dapat mengubah albedo suatu wilayah. Penelitian ini selaras dengan tujuan global yang tertuang dalam Sendai Frameworks, karena dengan meningkatkan pemahaman pada potensi kejadian cuaca ekstrem dan investigasi potensi dampak yang ditimbulkan, dapat menjadi pertimbangan kuat untuk langkah-langkah antisipasi yang perlu diprioritaskan sehingga dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Berdasarkan studi kasus kejadian cuaca ekstrem diketahui sirkulasi lokal dan faktor lokal lainnya seperti labilitas atmosfer bersifat dominan pada pembentukan awan konvektif yang mengakibatkan cuaca ekstrem di Wilayah Bogor pada tanggal 27 Agustus 2022. Berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Kab. dan Kota Bogor, tercatat 34 laporan kejadian dampak cuaca ekstrem yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 27 Agustus 2022 di Kota Bogor dan terdapat delapan laporan dampak di Kab. Bogor. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa bahwa hujan dengan intensitas ekstrem yakni diatas 50 mm/jam merupakan faktor kuat terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir lintasan, tanah longsor, tebing runtuh, pohon tumbang, kerusakan rumah maupun bangunan dan kejadian serupa lainnya di wilayah Bogor, dan berdasarkan study kasus ini wilayah Kota Bogor lebih terdampak cuaca ekstrem dibandingkan dengan wilayah Kabupaten Bogor.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 16 April 2024, 23:10:22 WIB
  • 2.1
  • 15 km
  • 2.55 LS - 120.79 BT
  • Pusat gempa berada di darat 42 km BaratLaut Luwu Timur
  • Dirasakan (Skala MMI): II Mangkutana
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 42 km BaratLaut Luwu Timur
  • Dirasakan (Skala MMI): II Mangkutana
  • Selengkapnya →

Siaran Pers