Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024
  • Dwi Herlambang Ade Putra

BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

  • 16 Apr 2024
  • Dwi Herlambang Ade Putra

Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret 2024

  • 18 Mar 2024
  • Iswanudin

Kapan Musim Kemarau 2024? Ini Penjelasan Lengkap BMKG

  • 15 Mar 2024
  • Dwi Herlambang Ade Putra

Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

  • 15 Feb 2024
  • Iswanudin

BMKG: Waspada Adanya Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah Jawa

  • 19 Jan 2024
  • Dwi Herlambang Ade Putra

Perkembangan Potensi Cuaca saat Periode Nataru 2023/2024

  • 23 Des 2023
  • Dwi Herlambang Ade Putra

Perkembangan Potensi Cuaca Terkini hingga Sepekan Kedepan

  • 18 Des 2023
  • Dwi Herlambang Ade Putra

Wisuda 289 Taruna Taruni STMKG, Ini Pesan Kepala BMKG

  • 03 Nov 2023
  • Dwi Herlambang Ade Putra

Wujudkan Zero Victim, Ini Strategi Sat-Set BMKG

  • 12 Okt 2023
  • Dwi Herlambang Ade Putra

Kapan Musim Hujan Tiba? Ini Prediksi Lengkap BMKG

  • 08 Sep 2023
  • Dwi Herlambang Ade Putra

Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

  • 28 Agu 2023
  • Iswanudin

Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

  • 07 Feb 2023
  • Iswanudin

Gerhana Bulan Total 8 November 2022

  • 31 Okt 2022
  • Iswanudin

Hari "Tanpa Bayangan" di Indonesia

  • 18 Agu 2022
  • Iswanudin

Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

  • 18 Feb 2022
  • Iswanudin

Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021

  • 21 Mei 2021
  • Iswanudin

Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

  • 24 Feb 2021
  • Iswanudin

BMKG Boyong Dua Penghargaan GSM Award 2020

  • 30 Nov 2020
  • Hatif Thirafi

Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

  • 04 Sep 2020
  • Iswanudin

Kalibrasi Arah Kiblat Umat Islam

  • 13 Jul 2020
  • Iswanudin

Perkembangan Musim Kemarau Tahun 2020

  • 27 Jun 2020
  • Hatif Thirafi

Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020

  • 15 Jun 2020
  • Iswanudin

Gerhana Bulan Penumbra 6 Juni 2020

  • 04 Jun 2020
  • Iswanudin

Gempa Tektonik M 7,6 Guncang Kepulauan Kuril Rusia

  • 25 Mar 2020
  • Pusat Gempa Nasional

Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

  • 18 Feb 2020
  • Iswanudin

Suhu Panas Masih Melanda Indonesia

  • 21 Okt 2019
  • Petugas Web

Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

  • 06 Sep 2019
  • Iswanudin

Gerhana Bulan Sebagian 17 Juli 2019

  • 15 Jul 2019
  • Iswanudin

Perkembangan Kondisi Cuaca Indonesia Terkini

  • 01 Feb 2019
  • Rozar Putratama

Isu Tsunami di Tapanuli Tengah 10 Januari 2019

  • 10 Jan 2019
  • Pusat Gempa Nasional

Timeline Tsunami di Selat Sunda

  • 30 Des 2018
  • Dwi Rini

Gempabumi Tektonik M=5.2 Mengguncang Kabupaten Poso

  • 23 Okt 2018
  • Pusat Gempa Nasional

Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018

  • 06 Jul 2018
  • Iswanudin

Gerhana Bulan Total 31 Januari 2018

  • 22 Jan 2018
  • Iswanudin

Standar Waktu Indonesia

  • 14 Sep 2017
  • Iswanudin

Press Release Isu Gempabumi di Medan dan Sekitarnya

  • 12 Agu 2017
  • Pusat Gempa Nasional

Penjelasan Gempabumi Tejakula Bali

  • 19 Mei 2017
  • Petugas Web

Dampak Siklon Tropis "Frances" di Laut Arafuru

  • 27 Apr 2017
  • Hary Tirto Djatmiko

Fenomena Equinox Merupakan Fenomena Alamiah

  • 15 Mar 2017
  • Hary Tirto Djatmiko

Dampak Hujan Lebat JABODETABEK, Ini Analisis BMKG

  • 21 Feb 2017
  • Hary Tirto Djatmiko

Siaran Pers Gempabumi Kekuatan 6.1 di Flores Timur

  • 05 Des 2016
  • Pusat Gempa Nasional

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024