Perkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami, BMKG-Badan Geologi Kementerian ESDM Intensifkan Pertukaran Data Dan Informasi

  • Ibrahim
  • 16 Okt 2021
Perkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami, BMKG-Badan Geologi Kementerian ESDM Intensifkan Pertukaran Data Dan Informasi

SIARAN PERS

Bandung (15 Oktober 2021) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkokoh kerja sama dengan Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Kerja sama ini bertujuan untuk intensifikasi data sharing dan kajian bersama untuk memperkuat Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS).

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan tujuan utama dari agenda kerja sama ini yaitu melengkapi data agar sistem peringatan dini tsunami bisa beroperasi lebih handal, secara lebih cepat, tepat dan akurat.

"Targetnya adalah untuk mengintegrasikan data kegempaan akibat aktivitas gunung api yang selama ini dimonitor oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang berada di Badan Geologi, di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sehingga kemungkinan terjadinya tsunami yang dibangkitan oleh erupsi gunung api laut (tsunami non tektonik) dapat terdeteksi dini", kata Dwikorita.

Dwikorita juga menyampaikan perlunya suatu Joint Standard Operasional Prosedure ( Joint SOP ) antara Pusat Gempabumi dan Tsunami di BMKG dengan PVMBG di Badan Geologi, agar Sistem Peringatan Dini Tsunami Non Tektonik akibat erupsi gunung api laut dapat terwujud, meskipun masih ada keterbatasan sensor-sensor monitoring aktivitas gunung api laut secara digital dan otomatis.

"Kita bisa buat SOP bersama, jadi meskipun belum terpasang alat monitoring digital real time pada gunung api laut yang dimonitor PVMBG Badan Geologi yang dapat langsung diintegrasikan secara otomatis dan real time ke Sistem Peringatan Dini Tsunami (InaTEWS) di BMKG, infomasi dari Pos Pengamatan Gunungapi tetap dapat masuk ke media komunikasi InaTEWS secara semi manual" ujar dia.

Dwikorita mengatakan SOP bersama ini mendesak untuk diterapkan karena belajar dari peristiwa tsunami Selat Sunda pada Desember 2018, yang tidak dapat terdeteksi akibat tidak masuknya data/informasi aktivitas kegempaan vulkanik ke InaTEWS . Selain kerja sama, Dwikorita juga mengajak Badan Geologi untuk bergabung dalam The International Consortium on Landslides. Organisasi nirlaba dan non-pemerintah ini rencananya akan menggelar pertamuan di Kyoto pada awal November 2021 yang juga akan membahas upaya kerjasama dalam Studi Tsunami Non Tektonik akibat longsor atau erupsi gunung api laut.

Kepala Pusat Seismologi, Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan SOP Bersama BMKG dan Badan Geologi penting untuk melengkapi peringatan dini tsunami.

"Karena warning tsunami ada di BMKG, dan pengamatan gunung bawah laut ada di Badan Geologi," ucap dia.

Sementara itu Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Bambang S. Prayitno menyampaikan pula perlunya pencermatan bersama antara BMKG dan Badan Geologi untuk mengidentifikasi zona-zona yang Rawan Tsunami Non Tektonik akibat erupsi gunungapi atau longsor laut, pada peta beresolusi cukup tinggi. Hal ini juga akan didukung oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
Jadi untuk mewujudkan Peringatan Dini yang lebih cepat, tepat dan akurat, memang diperlukan kolaborasi multi lembaga sebagaimana ditetapkan dalam Perpres no 93 tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami

Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan siap mendukung kajian operasional dan sharing data untuk memperkuat Early Warning System Tsunami akibat kejadian non-tektonik, patahan aktif, dan lainnya.

"Data kita sangat diperlukan masyarakat untuk peringatan dini sehingga pihak-pihak di hilirnya bisa mengantisipasi dan menyelamatkan masyarakat," kata dia.

Biro Hukum dan Organisasi
Bagian Hubungan Masyarakat

Instagram : @infoBMKG
Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG
Facebook : InfoBMKG
Youtube : infoBMKG
Tiktok : @infoBMKG

https://www.bmkg.go.id/

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024