BMKG Gelar Social Media Award 2024 untuk Seluruh UPT di Indonesia

  • Dwi Herlambang Ade Putra
  • 07 Mei 2024
BMKG Gelar Social Media Award 2024 untuk Seluruh UPT di Indonesia

Yogyakarta, 6 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan bangga mempersembahkan Social Media Award (SMA) tahun 2024 untuk pertama kalinya kepada 192 Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG di seluruh Indonesia. Mengusung tema "Kreativitas dalam Keselamatan", SMA BMKG 2024 memiliki tujuan untuk seluruh UPT BMKG dalam memberikan informasi MKG yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Dalam perjalannya, SMA BMKG 2024 melibatkan sebanyak 5 Balai Besar, 124 Stasiun Meteorologi, 27 Stasiun Klimatologi, 32 Stasiun Geofisika, 3 Stasiun Pemantau Atmosfer, dan 1 Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG). SMA 2024 dinilai pada postingan Instagram UPT BMKG sepanjang tahun 2023.

Tahun ini, SMA BMKG terdapat enam kategori yang diperlombakan yaitu, Most Educative, Most Creative, Most Engaging, Most Active, Most Collaborative, dan Best Account. Proses penjurian dimulai sejak Januari-April 2024 dengan melibatkan tim Humas BMKG Pusat, Pimpinan, dan juri eksternal.

Adapun para pemenang SMA BMKG di setiap kategori sebagai berikut;

  1. Kategori Most Educative

  • Juara 1, Stasiun Klimatologi Kelas IV Aceh.
  • Juara 2, Stasiun Meteorologi Kelas III Syamsudin Noor, Banjarmasin.
  • Juara 3, Stasiun Meteorologi Kelas 1 Supadio, Pontianak.
  • Juara Harapan I, Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten, Lampung.

  1. Kategorgi Most Creative

  • Juara 1, Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Sidoarjo.
  • Juara 2, Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
  • Juara 3, Stasiun Geofisika Kelas III Aceh Besar.
  • Juara Harapan I, Stasiun Klimatologi Kelas IV Tanah Miring, Merauke.

  1. Kategori Most Enganging

  • Juara 1, Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
  • Juara 2, Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Sidoarjo.
  • Juara 3, Stasiun Geofisika Kelas III Aceh Besar.
  • Juara Harapan I, Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

  1. Kategori Most Active

  • Juara 1, Stasiun Klimatologi Kelas IV DI. Yogyakarta.
  • Juara 2, Stasiun Geofisika Kelas I Bandung.
  • Juara 3, Stasiun Meteorologi Kelas III Tuban.
  • Juara Harapan I, Balai Besar Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II.

  1. Kategori Most Collaborative

  • Juara 1, Stasiun Geofisika Kelas I Silaing Bawah, Padang Panjang.
  • Juara 2, Stasiun Geofisika Kelas I Bandung.
  • Juara 3, Stasiun Geofisika Kelas I Kupang.
  • Juara Harapan I, Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh.

  1. Kategori Best Account

  • Juara 1, Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Sidoarjo.
  • Juara 2, Stasiun Geofisika Kelas III Aceh Besar.
  • Juara 3, Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
  • Juara Harapan I, Stasiun Geofisika I Silain Bawah, Padang Panjang.

Selamat untuk para pemanang, terus berkarya, berinovasi, dan mengasah kreativitas dalam memberikan informasi edukasi masyarakat di wilayahnya masing-masing. Sampai jumpa di Social Media Award BMKG berikutnya!

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024