Seminar Geofisika "Mewaspadai Sesar Aktif sebagai Ancaman Gempabumi Dangkal"

  • Rachmat Hidayat
  • 21 Jun 2017
Seminar Geofisika "Mewaspadai Sesar Aktif sebagai Ancaman Gempabumi Dangkal"

Jakarta - Selasa (20/6), Gempabumi Poso, Sulawesi Tengah yang terjadi pada tanggal 29 Mei 2017, jam 21:35:22 WIB dengan kekuatan M = 6.6 menjadi salah satu gempa yang menyebabkan kerusakan cukup berat, dimana ada sekitar 344 kali terjadi gempa susulan.

Berangkat dari itulah, BMKG menyelenggarakan "Seminar Geofisika", yang nantinya diharapkan melalui kegiatan ini antara lain Terbentuknya pemahaman yang lebih baik mengenai penyebab gempabumi Poso - Sulawesi Tengah 29 Mei 2017, Meningkatkan kewaspadaan terhadap sesar aktif sebagai ancaman gempabumi dangkal yang dapat merusak, terbentuknya kolaborasi bersama antar kementerian/ lembaga/universitas dan disiplin ilmu dalam mitigasi gempabumi dan adanya terobosan/inovasi baru terkait perkembangan IPTEK kegempaan, Hal ini diutarakan oleh Deputi Bidang Geofisika Dr. Ir. Muhammad Sadly, M.Eng dalam laporannya.

Kegiatan Seminar mengangkat tema "Mewaspadai Sesar Aktif sebagai Ancaman Gempabumi Dangkal" memiliki tujuan Memberikan pemahaman tentang penyebab gempa merusak, Memberikan gambaran geologi dan geodinamika Sulawesi Tengah dan kaitannya dengan gempa merusak, Memberikan gambaran tentang perubahan pola deformasi permukaan pasca Gempa, Memberikan informasi hasil survei Gempa Poso/ validasi parameter gempa dengan data survei makroseismik, serta Mengkaji pelajaran penting dari Gempa Poso bagi komunikasi risiko bencana.

Seminar yang dibuka oleh Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng, dalam sambutan dan arahannya Kepala BMKG mengharapkan, pertemuan- pertemuan seperti ini tidak hanya sebagai tempat untuk membahas bagaimana sesarnya dan menyamakan apa penyebabnya tetapi yang paling penting adalah menyadarkan kepada masyarakat bahwa kejadian-kejadian gempa seperti ini dapat terjadi di lokasi yang berbeda.

"Pertemuan ini pun juga diharapkan dapat menyadarkan kepada kita bahwa memprediksi gempa bumi secara tepat masih sulit dilakukan tetapi paling tidak kita dapat memitigasi kondisi ini sebagai tantangan bagi negara-negara serta menyadarkan korelasi tingkat kerugian dengan kehilangan ekonomi karena jika tidak terjadi kondisi cuaca dan iklim ekstrim, kejadian gempabumi dapat menyebabkan kerugian," tambah Andi Eka Sakya.

Seminar yang dihadiri 100 Peserta dari berbagai instansi seperti LIPI, ITB, BPPT, PVMBG-Badan Geologi, IABI dan BMKG. Di moderatori oleh Bambang S. Prayitno, M.Si dan Robert Owen Wahyu, S.Si, menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Dr. Mudrik R. Daryono (LIPI); Dr. Irwan Meilano (LIPI), Dr. Dina A. Sarsito, MT (ITB), Dr. Agustan, M.Sc (BPPT); Dr. Sri Hidayati (Badan Geologi), dan Ahmad Arif (Kompas). Sementara narasumber dari BMKG Dr. Daryono.

 

Gempabumi Terkini

  • 16 April 2024, 23:10:22 WIB
  • 2.1
  • 15 km
  • 2.55 LS - 120.79 BT
  • Pusat gempa berada di darat 42 km BaratLaut Luwu Timur
  • Dirasakan (Skala MMI): II Mangkutana
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 42 km BaratLaut Luwu Timur
  • Dirasakan (Skala MMI): II Mangkutana
  • Selengkapnya →

Siaran Pers