Berita

Peringatan Dies Natalis ke-66, Kepala BMKG Harap STMKG Terus Berinovasi

Jakarta - Mengangkat tema "Peningkatan Kualitas Diri dalam Keberagaman", Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menggelar peringatan Dies Natalis yang ke-66. Kegiatan yang berlangsung secara daring ini dihadiri oleh Kepala BMKG, Pejabat BMKG Pusat, Kepala UPT Daerah, Keluarga IKAMEGA serta para dosen dan staff STMKG.

STMKG berkomitmen bahwa bahwa peningkatan kualitas diri tidak terhalang dengan keberagaman, serta kondisi apapun dalam bekerjasama berprestasi dan berinovasi terutama di era pandemi covid 19 ini. Dies Natalis kali ini diharapkan dapat kembali memberi semangat dan menggerakkan aktivitas tenaga pendidikan maupun taruna/i STMKG yang dilaksanakan secara daring dan luring.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam sambutannya, menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 mengharuskan semua taruna/i untuk beraktivitas dari rumah. Namun hal tersebut tidak menjadi hambatan dalam berkarya dan berprestasi untuk menjadi lebih kreatif inovatif dalam keberagaman yang ada

"Dalam kegiatan akademik STMKG perlu beradaptasi dengan keadaan pandemi ini. Hal ini mengharuskan taruna/i untuk tinggal di rumah sehingga membuat efektivitas dan efisiensi kegiatan perkuliahan sedikit terganggu," ujar Dwikorita.

Oleh karena itu, Dwikorita meminta STMKG untuk dapat merancang kesempatan kegiatan praktek lapangan di UPT terdekat di daerah masing-masing. "Koordinasi antara civitas akademik STMKG dan pihak UPT BMKG diperlukan dalam kegiatan ini," tutur beliau.

Kegiatan Penerimaan Taruna Baru STMKG 2021 juga mendapat apresiasi yang tinggi dari Kepala BMKG. Terobosan baru yang dilakukan pertama kali pada tahun ini, dimana STMKG dapat mengadakan tes SKB berbasis Computer Based Test (CBT) secara mandiri di 20 lokasi berbeda di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukan sebagai bukti kekompakan dari seluruh civitas akademik, baik itu panitia dan pejabat struktural yang bertugas.

Menutup sambutannya, Dwikorita menyampaikan bahwa pentingnya kemampuan komunikasi publik diperlukan, disamping penguasaan akademik yang baik. Dwikorita berpesan, "insan BMKG kedepannya bukan hanya dituntut untuk membuat prakiraan atau penelitian, tetapi wajib dapat menyampaikan informasi ke masyarakat dengan cakap".