Pemahaman Iklim untuk Penyuluh Lapangan Pertanian, BPBD, dan Pengamat Pos Hujan

  • Rachmat Hidayat
  • 01 Mar 2019
Pemahaman Iklim untuk Penyuluh Lapangan Pertanian, BPBD, dan Pengamat Pos Hujan

Tasikmalaya - Kamis (28/2), BMKG Stasiun Klimatologi Bogor memberikan pemahaman iklim kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), BPBD dan Pengamat Pos Hujan Se Kabupaten/Kota Tasikmalaya melalui Sosialisasi Agroklimat di Hotel Harmoni Tasikmalaya.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari 27 dan 28 Februari 2019 diikuti 25 orang para penyuluh dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman yang terkait dengan cuaca/iklim dan meningkatkan Pengetahuan serta ketrampilan tentang kondisi cuaca sehingga nantinya akan menjadi user interface dalam menyampaikan informasi iklim kepada para petani.

Menyikapi Tujuan tersebut, Nurhayati Anggota Komisi V DPR RI berharap dengan mengikuti kegiatan ini, pengetahuan tentang cuaca/iklim para petani meningkat, serta dapat melakukan adaptasi terhadap usaha pertanian apabila terjadi dampak iklim ekstrem seperti banjir dan kekeringan yang kerap menimbulkan kerugian bagi petani.

Pemahaman Informasi dan prakiraan cuaca/iklim para petani sangat diperlukan agar dapat diterapkan di lapangan. Hal ini perlu dipahami petani terkait pola dan masa tanam guna mencegah kerugian, untuk itu melalui proses belajar dalam kegiatan ini kedepan para petani ini lebih hebat. Sambung Nurhayati

Diketahui Jawa Barat, terutama Tasikmalaya merupakan salah satu sentra pertanian di Indonesia. Harus mampu menjadi percontohan pertanian yang handal dengan petani yang punya kemampuan mumpuni dalam hal inovasi rekayasa iklim dan teknologi pertanian. Paparnya.

Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG Guswanto, M.Si mengatakan bahwa Sekolah Lapang Iklim - Sosialisasi Agroklimat telah diselenggarakan BMKG sejak 2011 secara bertahap di provinsi sentra pangan Indonesia sebagai bentuk pendekatan literasi iklim guna mengurangi resiko iklim ekstrim.

Literasi tersebut berupa pelatihan dalam bentuk konsep dan praktek/simulasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keaksaraan petani tentang isi informasi iklim dan pemanfaatannya di bidang pertanian. papar Guswanto.

"Oleh karenanya, dengan mengikuti sekolah lapang iklim-Sosialisasi Agroklimat dapat semakin paham masalah iklim dan dampaknya, serta mendorong untuk terus belajar dan berkarya untuk kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun lebih jauh lagi adalah dapat meningkatkan produktivitas pertanian menuju swasembada pangan nasional," Ujar Guswanto lebih lanjut.

"Baru tahu bahwa mengukur curah hujan menggunakan derigen perlu rumus perhitungan. Selain itu juga untuk cara pengamatan dan penyimpanannya harus benar sehingga data pengamatannya valid," ujar Fitria Handayani seorang peserta dari penyuluh pertanian.

Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Agroklimat selama dua hari diisi dengan serangkaian kegiatan (materi) yakni pengenalan unsur cuaca/iklim, Proses pembentukan awan dan hujan, Pengenalan Alat ukur cuaca dan penakar hujan sederhana serta kalibrasi dan pemahaman informasi cuaca, iklim dan musim.

Gempabumi Terkini

  • 19 April 2024, 14:22:55 WIB
  • 3.5
  • 6 km
  • 2.93 LS - 119.40 BT
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →

Siaran Pers