Indonesia Lakukan Ekspedisi Samudera Hindia

  • Dwi Rini
  • 21 Mar 2018
Indonesia Lakukan Ekspedisi Samudera Hindia

Jakarta, (21/3). Samudera Hindia memegang peran kunci dalam menentukan pengendali cuaca dan iklim di dunia. Selain itu, seperti yang kita ketahui bahwa Samudera Hindia pun menjadi sumberdaya hayati dan non-hayati yang sangat penting bagi masyarakat dikawasan Samudera Hindia. Indonesia berperan aktif dalam kegiatan kegiatan collaborative oceanographic and atmospheric research bersama dengan institusi ilmiah dan riset di sekitar Samudera Hindia yaitu IIOE-2 atau International Indian Ocean Expedition-2 di bawah koordinasi Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC).

International Indian Ocean Expedition-2 (IIOE-2) merupakan program ilmiah yang melibatkan para peneliti ilmiah internasional yang secara bersama-sama melakukan penelitian di bidang Oseceanografi dan atsmosfer dari lingkungan wilayah pesisir sampai dengan laut dalam waktu 5 tahun (2015-2020) untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas di samudera Hindia seperti arus laut ataupun pengaruhnya terhadap iklim dan ekosistem lautnya, seperti yang diutarakan Deputi Bidang Klimatologi, Drs. Herizal, M. Si kepada media massa saat kegiatan Workshop International Indian Ocean Expedition -2.

"Kegiatan ini akan fokus pada wilayah samudera Hindia yang memiliki manfaat ke semua Negara, mengingat iklim di Samudera Hindia sangat kompleks dan menjadi faktor terhadap kejadian cuaca ekstrim," ujar Herizal saat membuka kegiatan pada Rabu Pagi tadi.

"Keterlibatan secara penuh Indonesia dalam IIOE-2 sangat karena peneliti kita bisa berinteraksi dan berkontribusi untuk riset Samudera Hindia sekaligus mewujudkan peran Indonesia sebagai poros maritime dunia,"tutur Zainal Arifin, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI dalam siaran persnya.

Program IIOE-2 akan sangat bermanfaat untuk masyarakat dunia karena hasil yang diperoleh merupakan komponen penting untuk layanan maritim, pengelolaan lingkungan, prediksi iklim dan ketahanan pangan dan energi.

IIOE-2 sendiri dikembangkan dengan sponsor bersama dari Scientific Committee on Oceanic Research (SCOR), Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) dan the Indian Ocean Global Ocean Observing System (IOGOOS) dengan dukungan dari program-program, seperti Integrated Marine Biogeochemistry and Ecosystem Research (IMBER) dan Sustained Indian Ocean Biogeochemistry and Ecosystem Research (SIBER).

IIOE-2 pun memiliki kaitan dengan Indian Ocean Panel (IOP) yang disponsori oleh Global Ocean Observing System (GOOS) dan Climate Variability and Predictability (CLIVAR), the Indian Ocean Observing System (IndOOS) Resources Forum (IRF). Selain itu IIOE-2 pun memanfaatkan beberapa program pemantauan pesisir dan laut terbuka di Samudera Hindia seperti Indian Ocean Observing System (IndOOS), Australia's Integrated Marine Observing System (IMOS), the Southern Ocean Observing System (SOOS), dll.

Seperti yang diutarakan Kepala UNESCO Jakarta, Prof. Dr. Shahbaz Khan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat membangun kerjasama antar Negara dan dapat menjadi kajian penelitian terkait sosiial ekonomi wilayah pesisir seperti ketahanan pangan dan energi di sekitar Samudera Hindia

Tahun ini, BMKG dan LIPI menjadi tuan rumah acara Workshop International India Ocean Expedition 2 yang didukung oleh Kemenkomar RI, KKP, Kemenristekdikti dan Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) yang diselenggarakan dari tanggal 19 - 23 Maret 2018 dan diikuti oleh 50 (lima puluh) peneliti Internasional dan 53 (lima puluh tiga) peneliti dari Indonesia yang terdiri dari Institusi pemerintah, lembaga riset dan Universitas.

"Penguatan penelitian melalui program IOEF diharapkan dapat berdampak positif untuk kemajuan Indonesia. LIPI pun sebelumnya juga telah melakukan ekpedisi bersama BMKG yaitu Indonesia Prima.,"ujar Kepala LIPI, Dr. Ir. Bambang Subiyanto, M. Agr.

Sementara Kepala Pusat Penelitian Oceanografi (P20) LIPI, Dirhamsyah pun menjelaskan bahwa program IIOE-2 merupakan komponen penting untuk layanan maritime, pengelolaan lingkungan, prediksi iklim dan ketahanan pangan dan energi.

"Riset kelautan kita perlu didorong agar dapat ditingkatkan dan saat ini untuk mendukung penelitian Samudeta Hindia sedang dibangun Stasiun Penelitian Sabang," ujar Dirhamsyah.

"Dunia, tidak hanya Indonesia harus dapat memaknai dan memanfaat laut Hindia untuk Dunia, misalnya digunakan untuk penelitian, dan pelestarian kehidupan bawah laut Hindia,"ujar Dr. Arief Rachman, M.Pd, Ketua Harian Komisi Indonesia untuk Indonesia, UNESCO

Arief menambahkan dalam melakukan pemanfaatan kelautan perlu adanya kerjasama dengan para ahli, dan akademis, perusahaan hingga masyarakat nelayan, mereka harus mengetahui apa yang dilakukan untuk menjaga laut dan peran pemerintah sangat diperlukan, "apakah seluruh Negara di kawasan Samudera Hindia telah punya UU dan Peraturan Daerah karena saat ini telah ada kebijakan lokal, misalnya jika musim ini, kita tidak melaut.

"Pendidikan terkait pengetahuan dan pemahaman akan laut sangat diperlukan bagi masyarakat hingga para nelayan,"tambah Arief.

 

 

Gempabumi Terkini

  • 19 April 2024, 14:22:55 WIB
  • 3.5
  • 6 km
  • 2.93 LS - 119.40 BT
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →

Siaran Pers