Jakarta - Senin (25/6/2018) telah terjadi gempabumi yang mengguncang wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera pukul 13.22.11 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan M=5.0. Hasil analisis update BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan M=4.9. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,86 LS dan 100,08 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 104 km arah tenggara Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat pada kedalaman 24 km.
Menurut Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, S.T., Dipl.Seis., M.Sc. dalam keterangannya mengatakan, "Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera. Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran naik (Thrust Fault).
Guncangan gempabumi ini dirasakan di Pulau Pagai dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami," kata Rahmat.
Hingga pukul 14.27 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 3 (tiga) aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan kekuatan antara M=4.1 sampai dengan M=4.4. Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi gempabumi 24 jam, yaitu melalui:
Bagian Hubungan Masyarakat BMKG