Hari Sabtu, 17 November 2018, pukul 17.41.48 WIB, wilayah Samudra Hindia sebelah Barat Mandailing Natal diguncang gempabumi tektonik. Hasil pemutakhiran analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan M=4,9. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,87 LU dan 98,57 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 90 km arah timur Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara pada kedalaman 85 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng indo-australia menujam lempeng eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault). Dampak gempabumi ini dirasakan di kota Natal II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami
Hingga pukul 20.32 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.***
Jakarta, 17 November 2018
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl.Seis., M.Sc.