Hari Jumat 9 Desember 2016 pukul 00.38.44 WIB terjadi gempabumi tektonik di Kepulauan Solomon berkekuatan M=7,8 dengan episenter 10,77 Lintang Selatan - 161,33 Bujur Timur pada kedalaman 36 km di laut.
Gempabumi ini disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Australia ke bawah Lempang Pasifik di bawah Kepulauan Salomon.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu penyesaran naik (thrust fault).
Peta shake map yang menggambarkan guncangan gempababumi di permukaan menunjukkan bahwa guncangan kuat terjadi pada intensitas III-IV SIG BMKG atau VI-VII MMI di seluruh wilayah Pulau San Kristobal, Kepulauan Salomon. Dampak gempabumi ini diperkirakan dapat menimbulkan kerusakan ringan hingga sedang.
Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) memberikan informasi bahwa gempabumi tersebut kemungkinan berdampak menimbulkan tsunami regional di sekitar pusat gempabumi. Data tide gauge dari Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO (IOC) memberikan informasi bahwa gempabumi tersebut berdampak menimbulkan tsunami lokal di sekitar pusat gempabumi, yaitu di Honiara Kepulauan Solomon dengan ketinggian 0.12 m.
Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggunakan pemodelan TOAST, gempabumi tersebut menimbulkan ancaman tsunami regional hanya di sekitar pusat gempabumi, tetapi tidak berdampak hingga wilayah Indonesia.
Kepada warga masyarakat pesisir di wilayah Indonesia dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu yg tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.**
Jakarta, 9 Desember 2016.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
Drs. Mochammad Riyadi, M.Si.