FGD Geomagnetic : Magnet Bumi untuk Kehidupan

  • Rachmat Hidayat
  • 25 Sep 2018
FGD Geomagnetic : Magnet Bumi untuk Kehidupan

Jakarta - Selasa (25/9), Dalam rangka pertemuan tahunan antara Lembaga/Institusi Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Swasta yang Interest terhadap Data Geomagnetik dan Penggunaannya. BMKG melalui Kedeputian Geofisika Potensial dan Tanda Waktu menyelenggarakan Fokus Group Discussion Geomagnetic, mengangkat tema Geomagnetic For live atau Magnet Bumi untuk Kehidupan, acara FGD resmi di buka oleh Deputi Bidang Geofisika Dr. Ir. Muhamad Sadly, M.Eng Gedung Serbaguna BMKG.

Kegiatan yang dilaksanakan BMKG merupakan pertemuan kali ketiga, setelah sebelumnya pertama kali dilaksanakan di Kota Cirebon tahun 2016 dan Kedua di Kota Yogjakarta tahun 2017. FGD Geomagnetik dilaksanakan bertujuan untuk membangun kesepahaman bersama dalam pengumpulan dan pemanfaatan data magnet bumi, sesuai dengan tema yang diusung agar data magnet bumi dapat digunakan untuk mendukung dan menunjang keselamatan dalam kehidupan manusia yang lebih baik.

Seperti diketahui bahwa medan magnetic terbentuk akibat aktivitas rotasi bumi yang menghasilkan selubung magnetic, kemudian di kenal sebagai Magnetospher, Selubung magnetic mini melindungi bumi dan isinya dari badai matahari akibat adanya aktivitas CME (Corona Mass Ejection ) dan badai cosmic lainnya.

Data Geomagnetik telah digunakan untuk navigasi yang di mulai abad pertengahan, selain itu untuk pencarian bahan mineral dan ekonomis, juga di dunia penerbangan antarariksa data geomagnetic juga digunakan salah satunya untuk mengetahui cuaca antariksa.

Deputi Bidang Geofisika Dr. Ir. Muhamad Sadly, M.Eng dalam sambutannya mengatakan bahwa BMKG merupakan Institusi yang memiliki tugas dan fungsi sebagai data baseline magnetic di wilayah Indonesia dan merupakan bagian dari Jaringan Stasiun Observatori Geogmagnetik dunia yang tergabung dalam jaringan Intermagnet IAGA (International Aeronomy Geomagnetic Assocoation).

Baseline magnetik adalah nilai magnetik standar di suatu titik observatory yang dihasilkan dari pengamatan Absolut magnetik dan Variasi harian magnetik yang nilai magnetiknya menjadi Referensi dan Model magnetik Global atau yang di kenal dengan IGRF (International Geomagnetic Reference Field), tambah Muhamad Sadly

Dijelaskan Muhamad Sadly, BMKG saat ini memiliki stasiun Observatory Geomagnetik Baseline sebanyak 6 stasiun yaitu di Tuntungan (Sumut), Tangerang (Banten), Pelabuhanratu (Jawa Barat), Tondano (Sulawesi Utara), Kupang (NTT) dan Angkasa ( Papua).

Data geomagnetik dalam kehidupan manusia sangat penting perannya, dalam sejarah peradapan manusia data Geomagnetik digunakan untuk koreksi Kompas untuk Navigasi, data geomagnetik sangat diperlukan dalam hal koreksi kompas untuk arah. Bahkan satelit GPS membutuhkan data geomagnetik untuk penentuan arah.

Dunia Transportasi Udara dan Laut sangat membutuhkan data Deklinasi untuk koreksi arah utara peta yang digunakan dalam Navigasi, bahkan untuk Pesawat berbadan lebar ketika akan mendarat di Runway (landasan) butuh data Deklinasi dan Inklinasi yang tepat untuk membantu proses landing (pendaratan) karena pesawat berbadan lebah tersebut mendarat menggunakan teknik Flight by instrument. Ujar nya

Lebih lanjut Muhamad Sadly mengatakan melalui FGD geomagnetik berharap dapat memunculkan pemahaman bersama untuk pemanfaatan data geomagnetik di Indonesia agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat seluas luasnya sehingga dapat mensejahterakan rakyat Indonesia.

Harapan besarnya agar terbentuk konsorsium geomagnetik Nasional yang memilibatkan Institusi pemerintah yang menghasilkan sumber data geomagnetik dan data nya dapat di manfaatkan dengan baik oleh para Akademisi, Peneliti dan stakeholder terkait. Tutup Deputi Bidang Geofisika.

Kegiatan FGD diikuti oleh Perwakilan dari LAPAN, PVMBG, PSG, P3GL, LIPI, PLN dan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, dan menghadirkan Dr. A. Yoshikawa dari Kyushu University Jepang sebagai Narasumber.

Gempabumi Terkini

  • 22 April 2024, 18:18:48 WIB
  • 4.8
  • 247 km
  • 0.54 LU - 123.93 BT
  • Pusat gempa berada di darat 19 km Barat Laut Bolaanguki
  • Dirasakan (Skala MMI): I-II Kota Gorontalo
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 19 km Barat Laut Bolaanguki
  • Dirasakan (Skala MMI): I-II Kota Gorontalo
  • Selengkapnya →

Siaran Pers