Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA (Vol. 9 - Januari 2018)

  • Mohammad Ridwan
  • 18 Jan 2018
Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA (Vol. 9 - Januari 2018)

Iklim

Terjadinya La Nina yang lemah hingga sedang berkontribusi pada curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya di seluruh Indonesia dan pada akhir November, topan Cempaka membawa hujan deras dan angin ekstrim ke pantai selatan Jawa. Curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan kerusakan dan kehancuran. Curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya sepanjang musim kemarau menyebabkan panen padi meningkat antara bulan September dan Desember 2017, dibandingkan dengan rata-rata jangka panjang.
Selama tiga bulan ke depan, dengan dampak lanjutan La Nina, hujan normal diperkirakan terjadi di atas normal, meningkatkan risiko banjir, tanah longsor dan kerusakan yang terkait. Mengingat Indonesia mengalami jumlah banjir dan tanah longsor yang luar biasa tinggi sejak pertengahan 2016, kapasitas penanganan populasi yang terkena dampak dapat dilakukan, yang mana dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk tanggap terhadap potensi bencana pada bulan-bulan mendatang.

Fokus Khusus: Situasi Ketahanan Pangan di 100 Kabupaten dengan prioritas pengurangan stunting

Pada tahun 2017, pemerintah meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kepresidenan yang bertujuan untuk mengatasi tingkat stunting yang tinggi di kalangan anak-anak di bawah usia 5 tahun. Rencana Aksi Nasional mengarahkan kementerian secara nasional untuk memfokuskan program dan kegiatan mereka pada tahun 2018 di 100 kabupaten dengan prevalensi stunting yang tinggi, insiden stunting dan tingkat kemiskinan yang tinggi. Inisiatif ini sudah diluncurkan di 8 kabupaten pada tahun 2017.

Pada tahun 2017, pemerintah meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kepresidenan yang bertujuan untuk mengatasi stunting tingkat tinggi di antara anak-anak di bawah usia 5 tahun. Rencana Aksi Nasional mengarahkan kementerian nasional untuk memfokuskan program dan kegiatan mereka pada tahun 2018 di 100 kabupaten dengan prevalensi kejadian stunting dan tingkat kemiskinan yang tinggi. Inisiatif ini sudah diluncurkan di 8 kabupaten pada 2017.

Ketahanan pangan merupakan salah satu faktor mendasar yang berkontribusi terhadap stunting. Di antara 100 kabupaten dengan program prioritas, 78 kabupaten terdapat anak-anak dibawah usia 5 tahun yang memiliki tingkat stunting yang sangat tinggi, 19 anak memiliki tingkat tinggi, dan 3 anak memiliki tingkat stunting menengah. Penilaian situasi ketahanan pangan di daerah prioritas menunjukkan bahwa ketersediaan pangan sudah mencukupi, sementara akses terhadap pangan dan pemanfaatan pangan tetap menjadi tantangan.
Ketersediaan makanan pokok cukup memadai di sebagian besar kabupaten. Akses terhadap air minum bersih, yang penting untuk pemanfaatan makanan dan penyerapan makanan yang aman, berada di bawah rata-rata nasional di 100 kabupaten prioritas, dan 40,8% rumah tangga tanpa air minum bersih. Akses ekonomi terhadap pangan juga tetap menjadi tantangan bagi kelompok rumah tangga dengan pengeluaran rendah dan menengah. Tingkat kemiskinan ditemukan lebih tinggi daripada rata-rata nasional di 100 kabupaten prioritas pada tahun 2016. Di 8 kabupaten prioritas pertama, rumah tangga di desil pengeluaran rendah dan menengah mengalokasikan lebih dari separuh pengeluaran mereka untuk makanan. Sereal merupakan bagian terbesar dari pengeluaran makanan dimana melebihi 20% dari pengeluaran makanan untuk rumah tangga berpendapatan rendah dan menengah.
Meskipun menghabiskan sebagian besar makanan, konsumsi makanan di kalangan rumah tangga berpendapatan rendah dan menengah tidak memadai. Asupan protein dan energi dari rumah tangga yang rentan secara ekonomi jauh di bawah memadai. Di sisi lain, rumah tangga terkaya mencapai tingkat yang direkomendasikan baik untuk asupan protein dan energi.

Asupan protein dan energi yang tidak memadai, dikombinasikan dengan porsi pengeluaran yang tinggi untuk sereal di antara kelompok bawah dan menengah ke atas menunjukkan bahwa rumah tangga berjuang untuk mendapatkan makanan yang memadai. Analisis tersebut menunjukkan bahwa tingginya biaya sereal menghambat akses terhadap makanan yang lebih beragam dan bergizi, dan pada akhirnya mungkin berkontribusi pada tingkat kekurangan gizi yang tinggi. Kurangnya akses terhadap air minum bersih juga dapat menghambat konsumsi makanan dan penyerapan nutrisi yang aman, dan berkontribusi pada tingkat kekurangan gizi yang tinggi.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 19 April 2024, 14:22:55 WIB
  • 3.5
  • 6 km
  • 2.93 LS - 119.40 BT
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →

Siaran Pers