BMKG Perkuat Pemahaman Iklim Petani Melalui Sosialisasi Agroklimat

  • Hatif Thirafi
  • 16 Mar 2019
BMKG Perkuat Pemahaman Iklim Petani Melalui Sosialisasi Agroklimat

Cirebon, Jum'at (15/3) - Stasiun Klimatologi Bogor kembali menyelenggarakan Sosialisasi Agroklimat dengan mengundang peserta dari Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di wilayah Indramayu dan Cirebon. Sebanyak 28 orang peserta berpartisipasi dalam kegiatan ini. Rangkaian acara diadakan selama 2 hari bertempat di Hotel Tryas Cirebon.

Pada acara pembukaan, tampak hadir Tenaga Ahli Komisi V DPR RI, Abdul Razak Said, Camat Kejaksaan, Danramil 1404, dan Kapolsekta Utara Barat Kota Cirebon. Acara Sosialisasi Agroklimat ini dibuka langsung oleh Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG Guswanto, M.Si.

Dalam sambutannya, Abdul Razak sebagai wakil dari Wakil Ketua Komisi V DPR RI Drs. H. Ibnu Munzir, M. AP, menyampaikan apresiasi DPR kepada BMKG dengan diselenggarakannya kegiatan ini. Menurutnya, saat ini masih banyak petani yang bercocok tanam dengan pemahaman turun temurun dari pendahulunya. Dengan adanya pelatihan semacam ini, petani diharapkan dapat mengantisipasi kapan waktu bercocok tanam yang baik, mengingat pergantian musim di Indonesia yang semakin sulit diprediksi.

"Pelatihan ini diharapkan bagi peserta untuk menjadi ujung tombak di tengah masyarakat, bagaimana caranya mensosialisasikan cara menanam menurut ilmu yang diterapkan dalam sosialisasi ini," jelasnya.

Sebelum membuka kegiatan ini, Guswanto, Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG menyampaikan bahwa saat ini semakin sulit menggunakan tanda-tanda alam sebagai patokan kegiatan bercocok tanam dikarenakan kondisi alam yang sudah banyak berubah. Sehingga diperlukan penyesuaian informasi dan adaptasi teknologi untuk menjaga agar tidak terjadi kerugian di sektor pertanian.

"Saat ini bapak/ibu bisa lihat pemberitaan di media massa sudah jarang ada kelaparan, kekurangan bahan pangan. Mungkin kalau kelamaan distribusinya itu persoalan yang lain lagi. Yang jelas ketersediaan pangan nasional itu cukup. Inilah yang diharapkan," ujar Guswanto.

Guswanto menambahkan, hingga saat ini BMKG sudah memiliki alumni kegiatan Sekolah Lapang Iklim sebanyak 9000 orang di seluruh Indonesia.

Sekolah Lapang Iklim dan Sosialisasi Agroklimat merupakan wujud dukungan penuh BMKG terkait Program Nasional tentang Ketahanan Pangan. Instruksi Presiden No 5 Tahun 2011 tentang "Pengamanan produksi beras nasional dalam menghadapi kondisi iklim ekstrim" menjadi acuan bagi BMKG untuk terus memberikan informasi peringatan dini iklim ekstrim dan mendistribusikannya ke masyarakat dan instansi terkait.

Melalui Sekolah Lapang Iklim ini BMKG telah menjadi contoh sukses pelaksanaan program literasi iklim di negara kawasan Asia-Pasifik terhitung sejak tahun 2015. Pada bulan Mei 2018, BMKG diminta pemerintah Pakistan untuk berbagi pengalaman tentang SLI dibawah naungan kegiatan UNESCO. Bahkan pemerintah Timor Leste didanai oleh Global Climate Change Adaptation for Timor Leste (GCCA-TL) sudah intensif mendapatkan pengalaman SLI dari BMKG sejak empat tahun terakhir.

Gempabumi Terkini

  • 16 April 2024, 23:10:22 WIB
  • 2.1
  • 15 km
  • 2.55 LS - 120.79 BT
  • Pusat gempa berada di darat 42 km BaratLaut Luwu Timur
  • Dirasakan (Skala MMI): II Mangkutana
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 42 km BaratLaut Luwu Timur
  • Dirasakan (Skala MMI): II Mangkutana
  • Selengkapnya →

Siaran Pers