Setelah wilayah Banten kemarin pagi diguncang gempabumi berkekuatan M=5,8 yang berpusat di Samudra Hindia, selanjutnya hari ini Rabu, 9 November 2016, pukul 11.05.39 WIB, wilayah selatan Banten dan Jawa Barat kembali diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi yang terjadi memiliki kekuatan M=4,5. Pusat gempabumi terletak pada koordinat 7,31 LS dan 106,19 BT, tepatnya di laut pada jarak sekitar 43 km arah selatan Bayah, atau 90 km arah baratdaya Sukabumi dengan kedalaman 29 kilometer.
Hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map), menunjukkan bahwa dampak gempabumi ini berupa guncangan pada skala intensitas II SIG BMKG (II MMI) yang dirasakan di beberapa kota di wilayah Banten dan Jawa Barat seperti Cicatang, Bayah, Sawarna, Bantarkalapa, Ganesa, Pelabuhanratu, Cigombong, Ujunggenteng, Bantarpanjang, dan Cikaret. Di daerah ini gempabumi dirasakan oleh banyak orang bahkan beberapa diantaranya berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan sebagai akibat dampak gempabumi.
Gempabumi selatan Banten yang terjadi ini merupakan jenis gempabumi tektonik hiposenter dangkal. Jika melihat kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempabumi ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif di dasar laut. Ada dugaan bahwa struktur Sesar Citarik yang jalurnya dari darat dan menerus ke Samudra Hindia yang menjadi pembangkit gempabumi ini. Namun demikian untuk memastikannya perlu dilakukan kajian lebih lanjut. Patut disyukuri bahwa meskipun gempabumi ini pusatnya di laut dan kedalamnya dangkal, namun karena kekuatannya relatif kecil maka tidak berpotensi tsunami.
Hasil monitoring BMKG pasca terjadinya gempabumi selatan Banten hingga saat ini belum terjadi gempabumi susulan. Untuk itu masyarakat pesisir selatan Banten dan Jawa Barat dihimbau agar tetap tenang.***
Jakarta, 9 November 2016
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG
Dr DARYONO, S.Si.,M.Si.
Twitter: @infobmkg