Indonesia merupakan wilayah yang sangat rawan terhadap kejadian gempa bumi karena Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng besar yaitu lempeng Pasifik, Indo-Australia, dan Eurasia. Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat seismisitas tinggi karena memiliki beberapa sumber pembangkit gempa bumi berupa zona subduksi dan sesar aktif. Salah satu sesar aktif di aceh adalah Sesar Tripa yang memanjang dari Aceh Tenggara Sampai Aceh tengah dan melewati Kabupaten Gayo Lues.
Akhir - akhir ini masyarakat aceh khususnya Kabupaten Gayo Lues dihebohkan dengan peningkatan aktivitas kegempaan yang sangat signifikan. Menurut data dari Stasiun Geofisika Mata Ie aktivitas kegempaan di wilayah Gayo Lues mengalami peningkatan signifikan mulai tanggal 28 September 2020. Menurut data hasil analisa dari Stasiun Geofisika Mata Ie selama periode tanggal 28 sampai 30 September di wilayah Kabupaten Gayo Lues sudah terjadi 96 kejadian gempa bumi dengan magnitudo yang bervariasi.
Selain pengamatan gempa bumi kedeputian Geofisika BMKG juga mempunyai tupoksi untuk melakukan pengamatan listrik udara atau petir. Belakangan ini BMKG khususnya Pusat Seismologi Tekhnik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu sedang mengembangkan prekursor dengan data petir. Pengembangan tentang prekursor gempa bumi bertujuan untuk mengetahui tanda - tanda awal sebelum terjadinya gempa bumi.
- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.