Wrap-Up Meeting of the Pilot Project on SIGMET Coordination in South-East Asia

  • Rozar Putratama
  • 03 Apr 2017
Wrap-Up Meeting of the Pilot Project on SIGMET Coordination  in South-East Asia

Proyek percontohan yang dinamakan "SIGMET Koordinasi" merupakan tindak lanjut berdasarkan kepada "Rekomendasi Jakarta" yaitu Kerjasama Regional yang diselenggarakan di Jakarta pada bulan April 2015 untuk meningkatkan pelayanan di bidang Meteorologi secara internasional oleh negara-negara anggota WMO di Asia Tenggara.

Proyek percontohan ini bertujuan untuk menguji dan meningkatkan koordinasi dalam penerbitan berita SIGMET melalui konsultasi secara real-time dan saling berbagi informasi antara masing-masing MWO. Tahapan waktu uji coba proyek SIGMET koordinasi ini telah dilaksanakan selama lima bulan yang dimulai pada 5 Oktober 2016 sampai dengan tanggal 4 Maret 2017. Selama periode tersebut ke-4 MWO yaitu Jakarta MWO, Ujung Pandang MWO, Singapore MWO, dan Kuala Lumpur MWO telah melakukan koordinasi dalam penyusunan dan penerbitan informasi berita SIGMET.

Pertemuan "Wrap-Up" dari proyek percontohan SIGMET Koordinasi ini diselenggarakan dari tanggal 27 - 29 Maret 2017 di Singapura dengan peserta dari WMO, ICAO, JMA, HKO, CAAS, IFALPA, Singapore MWO, Malaysia MWO, Filiphina MWO, Thailand MWO, dan dari Indonesia yaitu perwakilan BMKG Pusat Jakarta, Jakarta MWO dan Ujung Pandang MWO, Tujuan dari pertemuan ini adalah:

  1. Meninjau kembali dan menganalisa hasil selama pelaksanaan proyek percontohan "quasi-operasional" yang telah dilakukan.
  2. Menyajikan dan menganalisis serangkaian studi kasus SIGMET Koordinasi yang telahditentukan.
  3. Menganalisa prosedur SIGMET koordinasi dalam operasional yang telah digunakan selama tahap uji coba ini dan memberikan umpan balik untuk perbaikan lebih lanjut.
  4. Menginformasikan dan mengikutsertakan anggota MWO (Meteorological Watch Office) dari negara - negara lain yang berdekatan untuk ikut serta dalam proyek SIGMET koordinasi ini.
  5. Merumuskan sebuah rekomendasi lanjutan dari tahapan sebelumnya yaitu "quasi- operasional" menuju tahapan lanjutan proyek SIGMET Koordinasi.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024