Tekad, Semangat dan Kesiapan BMKG Hadapi Era Industri 4.0

  • Rozar Putratama
  • 24 Apr 2018
Tekad, Semangat dan Kesiapan BMKG Hadapi Era Industri 4.0

Jakarta - Senin (23/4) Saat ini BMKG memiliki peran yang kedepannya semakin besar dan kompleks, dimana saat ini Indonesia yang mulai memasuki era 4.0 yang semakin kental dengan Disruptive Inovationnya mengharuskan kita selalu melakukan inovasi atau kita akan selalu tersingkirkan.

Dalam mendukung program Pemerintah mengawal pembangunan poros maritim, infrastruktur, konektivitas dan keselamatan transportasi, ketahanan pangan dan mitigasi bencana beberapa hari yang lalu BMKG meluncurkan Pusat Layanan Digital Terintegrasi untuk informasi Meteorologi Publik, Penerbangan dan Maritim di Ternate Provinsi Maluku Utara yang merupakan zona strategis di tepi Pasifik.

Pusat layanan digital tersebut sejalan dengan Inovasi Teknologi 4.0 yang sudah didukung oleh Big Data dan Artificial Intelegence dan merupakan salah satu bagian Inovasi dari BMKG dalam mendukung Program Pemerintah.

Langkah berikutnya yang dilakukan BMKG dalam menyusun perencanaan pembangunan Nasional tahun 2019 sebagai akhir dari Rencana Strategis BMKG periode 2015-2019, BMKG menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional yang diselenggarakan di Mercure Hotel, Ancol.

Kegiatan RAKORNAS tahun 2018 yang mengambil tema "Lompatan Inovasi 4.0 BMKG, Indonesia Selamat dan Sejahtera" diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan konsolidasi, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi perencanaan kegiatan TA.2019, sekaligus evaluasi kegiatan TA.2017 dan monitoring kegiatan TA.2018, serta penguatan Reformasi Birokrasi di BMKG penuntasan Renstra BMKG periode 2015-2019.

Menyikapi tahun 2019 sebagai tahun penuntasan Renstra BMKG, Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D memberikan arahannya dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Utama Drs. Untung Merdijanto.M.Sc, "Anggaran BMKG sangat terbatas, oleh karenanya tahun 2019 kami akan berupaya menata kembali distribusi penggunaan anggaran APBN dengan prioritas mempertahankan operasional dengan fokus untuk pemeliharaan dan kalibrasi peralatan non operasional sesuai tugas pokok dan fungsi BMKG, dan dalam rangka memberikan lompatan 4.0 BMKG akan melanjutkan pembangunan Big data, crowd sourching, Artificial Intelegence dan IoT, kata Untung Merdijanto.

Selama kegiatan pembukaan RAKORNAS , sebanyak 386 peserta akan menerima materi dari beberapa narasumber seperti Membangun arsip modern (ANRI), Sosialisasi Kebijakan Pemeriksaan Keuangan Negara (BPK), Strategi membangun wilayah birokrasi bersih dan melayani (KPK) dan Sosialisasi dari WMO perihal Opportunity and threat from emerging big data issues and public private partnership.

Dalam kegiatan RAKORNAS ini juga dilaksanakan Penandatanganan MOU dengan 11 K/L, Launching Numerical Geomagnetic Prediction (kalkulator magnet bumi), Deklarasi sadar Arsip Pejabat Eselon I BMKG serta penyerahan Arsip Statis perdana kepada Kepala ANRI.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024