Stasiun MKG Se-Jawa Timur Adakan Pertemuan Forum MKG Ke-16

  • Dwi Rini
  • 23 Feb 2018
Stasiun MKG Se-Jawa Timur Adakan Pertemuan Forum MKG Ke-16

Malang (22/2/2018),- Dalam rangka koordinasi penyebarluasan informasi MKG di Jawa Timur dan mempererat kebersamaan serta kekompakan antar Stasiun MKG se-Jawa Timur, dilaksanakan kegiatan pertemuan Forum MKG Provinsi Jawa Timur ke-16 Tahun 2018 dengan mengambil tema "Melalui Forum MKG Kita Tingkatkan Mutu Layanan Prima Untuk Masyarakat Jawa Timur". Bertempat di kantor Stasiun Klimatologi Karangploso Malang, Pertemuan rutin tersebut dihadiri oleh Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya dan seluruh KUPT Stasiun MKG se Jawa Timur, serta Forecaster dan Teknisi perwakilan UPT Stasiun MKG Jawa Timur.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya Mohammad Nurhuda, ST. selaku Koordinator Stasiun MKG Jawa Timur. Dalam sambutannya beliau mengharapkan forum MKG Jawa Timur ini bisa menjadi semakin lebih baik dan koordinasi antar Stasiun MKG Jawa Timur semakin solid dalam memajukan Provinsi Jawa Timur untuk informasi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sehingga masyarakat Provinsi Jawa Timur menjadi semakin lebih mudah mendapatkan informasi MKG.

Kegiatan dibagi menjadi 2 (dua) kelas, kelas pertama yaitu kelas pemaparan terkait dinamika atmosfer oleh Forecaster Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya, pemaparan draft prakiraan musim oleh Forecaster Stasiun Klimatologi Karangploso Malang, pemaparan terkait gelombang laut oleh Forecaster Stasiun Meteorologi Maritim Perak Surabaya dan dilanjutkan paparan dari Stasiun Geofisika Tretes Pasuruan dan Stasiun Geofisika Sawahan Nganjuk terkait potensi gempa dan potensi petir di Jawa Timur. Kelas kedua oleh para teknisi membahas pembuatan program info MKG terpadu dan pelayanan jasa terpadu. Dalam kegiatan ini ketua forum MKG Jawa Timur Anung Suprayitno, S.Si. juga memberikan ucapan terimakasih dan apresiasi atas partisipasi dan kehadiran peserta forum MKG Jawa Timur dan berharap forum ini semakin lebih baik.

Dari forum tersebut dihasilkan beberapa risalah sebagai rekomendasi terkait draft awal musim kemarau di Provinsi Jawa Timur, kondisi dinamika atmosfer untuk satu bulan kedepan, kondisi gelombang untuk satu bulan kedepan serta dibuatnya informasi sebaran petir Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan ditutup dengan foto bersama dan ramah tamah antar peserta forum MKG Jawa Timur. Dengan diadakanya kegiatan rutin ini diharapkan kebersamaan dan kekompakan yang terjalin selama ini menjadi jauh lebih baik, sehingga mampu memantapkan kerjasama, sinergitas dan koordinasi antar Stasiun MKG se-Jawa Timur.

 

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024