Stamet Juanda ikuti Apel Pembukaan Posko Angkutan Udara Lebaran 2019 Bandara Internasional Juanda Surabaya

  • Rozar Putratama
  • 30 Mei 2019
Stamet Juanda ikuti Apel Pembukaan Posko Angkutan Udara Lebaran 2019 Bandara Internasional Juanda Surabaya

Sidoarjo - Selasa (28/5) Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya menyelenggarakan Apel Pembukaan Posko Angkutan Udara Lebaran 2019 (1440 H), bertempat di Anjungan Terminal I Bandar Udara Juanda Surabaya dan dikuti oleh stakeholder serta Dinas-dinas terkait.

Kegiatan Apel yang dimulai pukul 09.00 WIB tersebut yang dipimpin langsung oleh General Manager PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Heru Prasetyo yang dalam sambutannya mengatakan bahwa pembentukan Posko Terpadu Angkutan Udara Lebaran 2019 (1440 H) bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman pengguna Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya dalam penerbangannya menuju kampung halaman masing-masing. Untuk itu kerjasama diperlukan demi kesuksesan dan kelancaran posko angkutan udara lebaran tahun ini, Heru Prasetyo juga mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang telah terjalin selama ini serta memberikan himbauan untuk personil posko lebaran yang telah ditunjuk dari instansi masing-masing agar tetap selalu siaga meskipun bandara tengah sepi.

Kegiatan apel ini di ikuti oleh Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya Bambang Hargiyono yang didampingi oleh Kepala Seksi Observasi Zem Irianto Padama dan Kepala Seksi Data dan Informasi Teguh Tri Susanto yang dalam kegiatan tersebut menyatakan kesanggupannya untuk melakukan peran aktif dalam kegiatan Posko Angkutan Udara Lebaran Tahun 2019 dengan menyediakan informasi cuaca baik melalui media sosial, website dan Display Informasi Cuaca serta siap mengirimkan personil untuk posko tersebut.

Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan dan pengecekan stand Posko Angkutan Udara Lebaran 2019 yang telah dipersiapkan Bandara Internasional Juanda Surabaya. Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya beserta Kepala Seksi Observasi dan Kepala Seksi Data & Informasi juga melakukan pengecekan Display Informasi Cuaca Penerbangan yang berada di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya untuk memastikan display tersebut beroperasi dengan baik, selanjutnya kegiatan ditutup dengan foto bersama.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024