Sestama BMKG Hadiri Acara Sertijab Pejabat BMKG

  • Murni Kemala Dewi
  • 28 Des 2017
Sestama BMKG Hadiri Acara Sertijab Pejabat BMKG

Jakarta- Sekretaris Utama BMKG, Dr.Widada Sulistya, DEA, menjadi saksi dalam acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) beberapa pejabat di lingkungan BMKG, kemarin (27/12) di gedung Serbaguna BMKG, Kemayoran. Acara sertijab ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Meteorologi, Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc, serta beberapa pejabat Eselon II, III dan IV di BMKG Pusat.

Acara serah terima jabatan ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan Kepala BMKG Nomor SK.16/KP.021/KB/BMKG-2017 tanggal 20 Oktober 2017 tentang pengangkatan dari dan dalam jabatan di lingkungan BMKG. Berdasarkan surat keputusan tersebut maka diadakan sertijab antara :

  1. I Wayan Suardana, SE, MM menyerahkan jabatannya selaku Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG kepada Agus Wahyu Raharjo, SP ;
  2. Agus Wahyu Raharjo, SP menyerahkan jabatannya selaku Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya kepada Mohammad Nurhuda, ST ;
  3. Mohammad Nurhuda, ST menyerahkan jabatannya selaku Kepala Stasiun Meteorologi Depati Amir Pangkal Pinang kepada Drs. Nanang Purnadi ;
  4. Nanang Purnadi menyerahkan jabatannya selaku Kepala Stasiun Meteorologi Radin Inten II Banda Lampung kepada Raden Theodorus Agus Heru, S.Si, M.Si ;
  5. Raden Theodorus Agus Heru, S.Si, M.Si menyerahkan jabatannya selaku Kepala Bidang Manajemen Operasi BMKG kepada Kholis Iriawati, ST ;
  6. Kholis Iriawati, ST menyerahkan jabatannya selaku Kepala Sub Bidang Manajemen Operasi Meteorologi Penerbangan kepada Wisnu Karya Sanjaya, S.Si, M.Si ;
  7. Siti Zubaidah, S.Si menyerahkan jabatannya selaku Kepala Bidang Manajemen Operasi Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu kepada Ariska Rudyanto, S.Si, Dipl Tsu, M.Sc ;
  8. Ariska Rudyanto, S.Si, Dipl Tsu, M.Sc menyerahkan jabatannya selaku Kepala Sub Bidang Analisis Seismologi Teknik kepada Artadi Pria Sakti, M.Si.

Dalam sambutannya, Sestama BMKG menyampaikan ucapan terima kasih atas nama BMKG kepada Bapak I Wayan Suardana dan Ibu Siti Zubaidah yang akan memasuki masa Purna Tugas, atas sumbangsih mereka terhadap BMKG selama menjadi PNS. Sestama pada kesempatan tersebut mengingatkan kepada para pejabat yang menduduki jabatan baru untuk tidak mencari-cari kesalahan dari para pejabat yang sebelumnya menjabat. Sestama juga mendorong para pejabat baru untuk bisa mencontoh bahkan melampaui prestasi dari pejabat yang lama.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024