Sertijab Ketua DWP BMKG

  • Murni Kemala Dewi
  • 09 Jan 2018
Sertijab Ketua DWP BMKG

Jakarta- Gedung Serbaguna BMKG, Kemayoran, hari ini (9/1) menjadi saksi dalam acara Serah Terima Jabatan Ketua Dharma Wanita Persatuan BMKG (DWP BMKG) Pergantian Antar Waktu Masa Bhakti 2014-2019 antara Ibu Emmy Andi Eka Sakya dengan Ibu Utami Widada Sulistya. Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, (http://www.bmkg.go.id/berita/?p=hut-dharma-wanita-persatuan-pergantian-antar-waktu&lang=ID&tag=berita-foto)Ibu Utami Widada Sulistya akan melanjutkan kepemimpinan DWP BMKG hingga tahun 2019 dalam pergantian antar waktu menggantikan Ibu Emmy Andi Eka Sakya yang mengundurkan diri sehubungan dengan selesainya masa tugas dan jabatan Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng sebagai Kepala BMKG.

Acara serah terima jabatan ini disaksikan langsung oleh Penasehat DWP BMKG, yakni Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Turut hadir menyaksikan acara sertijab, Sekretaris Utama BMKG, Dr. Widada Sulistya, DEA, Deputi Bidang Meteorologi, Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc, Deputi Bidang Klimatologi, Drs. Herizal, M.Si, Deputi Bidang Geofisika, Dr. Ir. Muhamad Sadly, M.Eng dan Deputi Inskalrekjarkom, Drs. Untung Merdijanto, M.Si. Selain itu juga diundang hadir Penasehat DWP BMKG Masa Bhakti 2009-2014 dan 2014-2017, Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng.

Dalam sambutannya Ibu Emmy sebagai Ketua DWP BMKG Masa Bhakti 2009-2014 dan 2014-2017, menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan BMKG dan pengurus DWP BMKG selama masa tugas beliau. Ibu Emmy juga menyampaikan program-program apa saja yang telah berhasil dilaksanakan oleh DWP BMKG selama masa kepemimpinannya.

Sementara itu, Ibu Utami selaku Ketua DWP BMKG yang baru saja dilantik, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Emmy atas sumbangsihnya selama menjabat sebagai Ketua DWP BMKG. Beliau juga menyampaikan salah satu program yang sedang digarap oleh DWP BMKG saat ini yakni membangun Tempat Pengasuhan Anak bagi putra putri pegawai BMKG.

Selaku Penasehat DWP BMKG, KBMKG memberikan apresiasi atas segala usaha yang telah dilakukan DWP BMKG selama ini dalam mendukung program-program BMKG. Beliau juga menyambut baik usulan pendirian Tempat Pengasuhan Anak (TPA) bagi putra putri pegawai BMKG, karena menurut beliau keberadaan TPA sangat membantu pegawai BMKG dalam memperhatikan putra putrinya yang masih memerlukan perhatian dan pengasuhan. Dengan adanya TPA, diharapkan pegawai BMKG dapat bekerja secara optimal dan putra putri mereka terjaga dengan aman dan terhindar dari tindak kekerasan serta kejahatan terhadap anak. Oleh karena itu DWP BMKG harus berusaha mencari strategi agar putra putri pegawai BMKG dapat tumbuh menjadi generasi emas di tahun-tahun mendatang.

Selain itu, KBMKG juga memberikan arahan untuk adanya penambahan ruang laktasi yang nyaman di setiap gedung BMKG. KBMKG mengajak ibu-ibu istri pegawai BMKG ataupun karyawati BMKG untuk kembali menghidupkan program pemberian ASI selama 2 tahun untuk putra-putri mereka. Ibu-ibu DWP BMKG juga diharapkan mampu mendukung suami menghadapi tantangan kerja yang semakin berat dalam pemberian pelayanan informasi MKG pada masyarakat.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024