Seremonial HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP)

  • Ayu Isrianti Putri
  • 10 Des 2019
Seremonial HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP)

Jakarta, (9/12) - Bertempat di ruang Serbaguna BMKG Pusat, Dharma Wanita Persatuan (DWP) BMKG menyelenggarakan seremonial peringatan hari ulang tahun Dharma Wanita Persatuan yang ke-20 tahun 2019, dengan mengusung tema "Optimalisasi Kinerja DWP sebagai Mitra Strategis Pemerintah untuk Suksesnya Pembangunan Nasional". Dharma Wanita Persatuan telah banyak membuat prestasi, diantaranya melakukan penguatan program internal di bidang Pendidikan, Ekonomi, dan Sosial Budaya dalam dua dasawarsa terakhir.

Demikian pula keberadaan DWP BMKG telah nyata memberikan manfaat bagi kita semua; Bidang Pendidikan misalnya, DWP BMKG berhasil menggerakkan dan memfasilitasi anggota DWP dan ASN BMKG untuk berkontribusi bagi kelangsungan pendidikan anak yatim/piatu pegawai BMKG Pusat dan daerah. Melalui bidang ini pula telah terselenggara beberapa pelatihan untuk meningkatkan keterampilan anggota. Bidang Ekonomi, berhasil membina para tenant, mengedukasi pengunjung untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan kerapihan kantin BMKG hingga berhasil menjuarai Lomba Kantin Sehat antar Kementerian/Lembaga Tahun 2019. Bidang Sosial - Budaya, berhasil menyelenggarakan khitanan massal bagi putra pegawai outsourcing BMKG dan anak-anak Panti Asuhan di lingkungan kantor BMKG, bakti sosial pengumpulan dan penyerahan tali kasih untuk korban bencana adalah beberapa inisiatif yang nyata menggerakkan kepedulian dan empati dari keluarga besar BMKG.

Dalam peringatan Hari Ulang Tahun Dharma Wanita Persatuan kali ini Sekretaris Utama, Dwi Budi Sutrisno beserta jajaran eselon 1 dan eselon 2 berkesempatan hadir untuk menyemarakkan HUT Dharma Wanita Persatuan tahun 2019. Dalam sambutannya, Sekretaris Utama mengapresiasi kerja dan inisiatif DWP BMKG selama ini, seperti halnya mendapatkan penghargaan lomba kantin sehat antar Kementerian/Lembaga tahun 2019.

Selaras dengan tema Peringatan HUT DWP tahun 2019 diharapkan DWP dapat mengepakkan sayap ke arena yang lebih luas, berperan nyata dalam pembangunan nasional sebagai mitra strategis pemerintah, tentunya tantangan ini tidak mudah terlebih dengan kemajuan teknologi dan arus disrupsi yang ada saat ini. Era industri 4.0 mensyaratkan adanya lompatan agar individu dan organisasi dapat melesatkan signifikansi perannya.

Menarik untuk menyaksikan bagaimana DWP menjawab tantangan ini dengan inisiatif menata pelaporan melalui inovasi e-reporting yang berbasis teknologi. "DWP sangat percaya diri dengan kemampuan adaptasi para anggotanya terhadap kemajuan teknologi dengan inovasi e-reporting, Saya berbangga mendapat laporan bahwa DWP BMKG pernah mendapat prestasi pertama atas keaktifannya dalam program ini", ungkap Bapak Sestama.

Di akhir acara, terdapat materi paparan terkait Manajemen waktu yang di bawakan oleh Ibu RR. Yuliana Purwanti dan ditutup dengan kegiatan rutin bulanan serta pembagian doorprize bagi peserta yang hadir. (Foto : Humas)

 

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024