Seminar Ilmiah Sumber-sumber Gempabumi dan Tsunami di Jawa Bagian Barat

  • Murni Kemala Dewi
  • 04 Apr 2018
Seminar Ilmiah Sumber-sumber Gempabumi dan Tsunami di Jawa Bagian Barat

Jakarta - Selasa (3 April 2018), BMKG menyelenggarakan Seminar Ilmiah dalam rangka memperingati Hari Meteorologi Dunia ke-68 dengan tema "Sumber-Sumber Gempabumi dan Tsunami di Jawa Bagian Barat". Kepala Puslitbang, Dr. Urip Haryoko, M.Si, menyampaikan tujuan seminar ilmiah kali ini adalah sharing hasil penelitian para ahli dan peneliti kegempaan, untuk memberikan informasi berkaitan dengan sumber-sumber gempabumi dan potensi tsunami di wilayah Jawa Bagian Barat yang dapat dipercaya. Dalam sambutan dan sekaligus membuka acara ini, Drs. Untung Merdijanto, M.Si, Sekretaris Utama BMKG, menyampaikan bahwa gempabumi belum bisa diprediksi sehingga mitigasi perlu dikedepankan, hasil penelitian para ahli jangan menjadikan kita takut tetapi untuk membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi gempabumi dan tsunami yg ada.

Sebagai narasumber hadir Dr. Dany Hilman Natawidjaja (Geotek-LIPI) dengan judul Evaluasi Jalur Sesar Aktif dan Zona Subduksi di Wilayah Jawa Bagian Barat Untuk Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami, Dr. Widjo Kongko (BPPT) dengan judul Potensi Tsunami di Jawa Bagian Barat, Dr. Irwan Meilano (ITB) dengan judul Deformasi Terkini di Pulau Jawa dan Implikasinya Terhadap Potensi Bahaya Gempabumi, Dr. Iman Suardi (STMKG-BMKG) dengan judul Proses Sumber Gempa Bumi Tasikmalaya 2 September 2009 dengan moderator Dr. Jaya Murjaya.

Seminar ini menghasilkan rekomendasi sebagai berikut:

  1. Oleh karena diduga banyak wilayah di Jawa bagian barat yang mungkin terdampak gempa, maka dalam penelitian kegempaan butuh prioritas dan pengetahuan sumber gempa yang sebaik-baiknya dan strategi serta sasaran yang tepat.
  2. Perlu identifikasi jalur-jalur sesar dan penelitian intensif serta komprehensif terkait parameter gempa sesar aktif khususnya data slip rate (laju geser) dan data paleoseismologi yang belum diteliti.
  3. Diperlukan pemetaan dan penelitian jalur-jalur sesar aktif untuk wilayah yang memiliki bangunan-bangunan besar atau instalasi vital. Selain itu dalam persyaratan konstruksi bangunan tahan goncangan gempa juga harus memperhatikan lokasi jalur-jalur sesar aktif tersebut sebagai sumber bahaya deformasi tanah dan likuifaksi.
  4. Keberadaan zona sesar Baribis - Kendeng yang lewat Surabaya - Semarang - Cirebon dan mungkin Jakarta, sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan, ancaman bahaya sekecil apapun perlu ditindak lanjuti secara serius apalagi ancaman besar, perlu ada Extreme Measure atau Worst Case Scenario.
  5. Diperkirakan adanya interplate coupling di Selat Sunda dan Palung Jawa yang mencapai 50-80 persen, defisit slip pada bidang suduksi ini memiliki implikasi penting untuk potensi bahaya gempabumi di selatan Jawa bagian barat. oleh karena itu usaha pengurangan resiko gempabumi harus dilakukan secara serius agar potensi gempa tidak akan menjadi bencana.
  6. Dalam usaha pengurangan resiko gempabumi, pertanyaannya lebih pada "apa yang harus kita perbuat" dan bukan "kapan".
  7. Penelitian mekanisme sumber seperti yang dilakukan untuk gempa Tasikmalaya 2009 perlu diterapkan pada kejadian gempabumi yang signifikan di Indonesia terutama terkait dengan usaha mitigasi bencana gempabumi dan tsunami.
  8. Percepatan dan perluasan pembangunan (jaringan jalan, jembatan, pelabuhan, infratruktur destinasi wisata) di wilayah pantai yang rentan terhadap bahaya tsunami perlu dilakukan kajian mendalam terkait potensi bahaya tsunami di wilayah tersebut.

Acara seminar ini berakhir dengan dibacakannya rekomendasi tersebut. Catatan yg penting adalah informasi dan pengetahuan yang tepat akan membuat masyarakat lebih siap dalam menghadapi ancaman bahaya gempabumi dan tsunami.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024