Sekolah Lapang Nelayan (SLN) Tahap II Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018

  • Dwi Rini
  • 14 Mei 2018
Sekolah Lapang Nelayan (SLN) Tahap II Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018

Makassar, Senin (07/05/2018), Bertempat di Hotel Quality Makassar, Stasiun Meteorologi Maritim Paotere untuk yang kedua kalinya mengadakan Sekolah Lapang Nelayan ( SLN ) Tahap II Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 yang diikuti oleh 35 orang peserta Petugas Penyuluh Perikanan baik Perikanan Tangkap maupun Budidaya , Kelompok Nelayan dan Operator Informasi Cuaca Maritim dari 13 Kab/Kota di Propinsi Sulawesi Selatan serta Operator Informasi Cuaca Maritim seperti Petugas Pelabuhan Perikanan, Syahbandar dan Distrik Navigasi Kota Makassar. Selanjutnya Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar Bapak Irwansyah Nasution, ST, M.Si, dalam sambutannya berharap melalui SLN Tahap II ini para Penyuluh Perikanan dapat lebih memahami Cuaca dan Iklim sehingga dapat membantu meningkatkan produktifitas di bidang perikanan dan Kelautan.

SLN Tahap II Makassar 2018 dibuka langsung oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc. Dalam sambutannya beliau menyampaikan ucapan selamat kepada para peserta SLN Tahap II ini, karena nantinya merekalah yang akan menjadi perpanjangan tangan dari BMKG agar seluruh informasi yang diberikan dapat dipahami dan dimengerti oleh para Nelayan maupun stakeholder Maritim BMKG sehingga dapat mendukung kegiatan pemerintah dalam hal ketahanan pangan serta nawacita pembangunan di bidang maritim / kelautan. Pada pembukaan tersebut juga hadir Kepala Balai Besar MKG Wilayah IV Bpk. A. Fachri Radjab, M.Si , Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan Ir. Sulkaf S. Latief, MM, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Makassar, Kepala Distrik Navigasi Klas I Makassar serta kepala UPT BMKG se-Provinsi Sulawesi Selatan.

Kegiatan SLN Tahap II tahun 2018 ini akan diisi materi-materi seputar cuaca dan iklim, Perikanan dan Kelautan serta Mitigasi Bencana Kelautan dengan narasumber dari BMKG, narasumber dari Akademisi Bpk . Prof.Dr. Ir. Ambo Tuwo, DEA tentang Pentingnya Data Cuaca bagi Ekowisata Pesisir.Acara ini dilaksanakan dari tanggal 06 - 09 Mei 2018.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024