Sekolah Lapang Cuaca Pelayaran di SMK Pelayaran Nusantara

  • Rozar Putratama
  • 13 Okt 2021
Sekolah Lapang Cuaca Pelayaran di SMK Pelayaran Nusantara

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang menggelar Sekolah Lapang Cuaca Pelayaran Provinsi Banten Tahun 2021 yang bertempat di SMK Pelayaran Nusantara Serang pada tanggal 11 Oktober 2021. Hadir dalam kegiatan tersebut Bapak Tarjono, S.Pd, S.Si Koordinator Data dan Informasi yang mewakili Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Serang dan dari pihak SMK Kepala SMK Pelayaran Serang Bpk Mustafa Muchtar S.H, dan para SMK serta para Taruna/i SMK Pelayaran Serang yang berjumlah 80 orang dari Tingkat I hingga Tingkat 3 SMK Pelayaran Nusantara tersebut.

Tujuan diselenggarakannya Sekolah Lapang Cuaca Pelayaran (SLCP) di SMK Pelayaran Nusantara adalah untuk memberikan edukasi terhadap Taruna/i dan memberikan pemahaman kepada peserta penting nya informasi BMKG guna perencanaan dalam kegiatan berlayar. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan Stasiun Meteorologi Maritim serang dalam melaksanakan amanat layanan informasi cuaca maritim sesuai dengan peraturan dan Perundang-undangan yang ada. Dengan diselenggrakannya Sekolah Lapang Cuiaca Pelayaran ini diharapkan dapat membangun kemitraan dan membangun sistem informasi efektif antara BMKG dengan para "Stakeholder" pengguna informasi cuaca kemaritiman sehingga tersedianya cuaca dan iklim maritim yang tepat dan akurat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi resiko bagi aktivitas pelayaran.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala SMK Pelayaran dalam sambutannya menyampaikan apresiasi program BMKG yang memberikan edukasi informasi kemaritiman kepada Taruna/i SMK Pelayaran Serang, selain itu disampaikan juga selama ini belajar ilmu meteorologi hanya melalui buku-buku, media online dan sekarang bisa langsung bertatap muka dengan para narasumber yang berkompeten di bidangnya., silahkan nanti bertanya sejelas-jelasnya terkait informasi dan peralatan yang ada di BMKG, imbuhnya.

Sementara itu Koordinator Data dan Informasi Stsiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang, Bpk. Tarjono yang hadir mewakili Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang dalam sambutannya menyampaikan Selama ini BMKG banyak dikenal hanya menangani dan memberikan informasi kegempaan, diharapkan dengan adanya SLCP ini taruna /taruni SMK Pelayaran Nusantara dapat lebih mengenal Info BMKG, karena BMKG selain memberikan informasi kegempaan, penerbangan juga memberikan informasi cuaca dan iklim maritim, seperti informasi tinggi gelombang, peringatan dini gelombang tinggi, pasang surut, arus dan angin. Dalam kegiatan ini diberikan pula cinderamata dari Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang kepada Kepala SMK Pelayaran Serang.

Dalam kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Pelayaran penyampaian materi dari para narasumber yang disampaikan oleh Tim Stamar Serang yaitu Bpk. Tri Tjahjo Hendrardhy P, S.Kom dengan judul " Peran BMKG dalam Menunjang Kenyamanan Transportasi Laut", Bpk. Heru Prastiyo, S.Tr dengan "judul Peralatan Observasi BMKG" dan Desnaeni Hastuti, S.Tr dengan judul "Review Meteorologi Umum".

Pada kesempatan terakhir dalam sesi penutupan Kepala SMK Pelayaran Nusantara menyampaikan terimakasihnya kepada Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang atas terlaksananya kegiatan tersebut dan berpesan kepada Taruna/i SMK Pelayaran Serang untuk lebih mendalami ilmu terkait Meteorologi yang sangat dibutuhkan dalam aktifitas pelayaran dan diharapkan Tarana/i dari SMK Pelayaran Nusantara bisa ikut mendaftar/melanjutkan pendidikan kuliah di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika / STMKG (THP2021)

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024